Trigonometri adalah sebuah sub ilmu di dalam Geometri, atau ilmu ukur
bidang, dan Geometri sendiri adalah sub ilmu dari Matematika.
Trigonometri secara khusus membahas tentang segitiga dan seluk beluknya
atau biasa disebut ilmu ukur segitiga.
Bagi anda yang sekarang sedang “terlanjur” menikmati cinta segitiga
atau ingin mengetahui lebih jauh tentang cinta segitiga dipandang dari
sudut ilmu Matematika, saya ajak untuk sedikit memutar otak bermain-main
dengan teori-teori tentang segitiga ini. Kenapa segitiga? Karena cinta
bercabang dua adalah melibatkan tiga individu – diasumsikan sebagai tiga
titik – yang dilambangkan dengan pertemuan tiga buah garis yang ditarik
dari ketiga titik orang tersebut. Ketiga garis membentuk sebuah bangun
dua dimensi bernama segitiga. Cinta itu pun disebut dengan Cinta
Segitiga.
Agar pemahaman uraian-uraian selanjutnya menjadi lebih mudah,
sebaiknya kita mengingat kembali ciri-ciri bangun segitiga dan
hukum-hukum yang berlaku pada bangun ini.
Ciri-ciri bangun segitiga :
1. Segitiga mempunyai 3 buah sisi dan 3 buah sudut.
2. Jumlah semua sudut segitiga adalah 180o. Pada dasarnya sebuah
bangun segitiga tercipta dari sebuah bangun segi empat yang dibagi dua
oleh sebuah garis diagonalnya. Sehingga jumlah sudut sebuah segitiga
adalah jumlah sudut bangun segiempat yang sebesar 360o dibagi dua atau
180 o. Segitiga adalah bentuk bangun dua dimensi terakhir, sehingga
apabila sebuah segitiga dipotong menjadi beberapa bagian dengan menarik
garis lurus dari salah satu sudutnya ke salah satu sisinya, maka akan
tercipta bangun-bangun segitiga lainnya, dengan jumlah besar sudut semua
segitiga – tentu saja – tetap 180o.
3. Menurut perbedaan panjang sisi dan besar sudutnya, bangun segitiga dibedakan atas beberapa jenis bangun, antara lain:
(a).Segitiga sama sisi dengan ciri khas ketiga buah sisinya sama panjang dan semua sudutnya sama besar.
(b).Segitiga sama kaki dengan ciri khas dua buah sisi yang berhadapan
sama panjang – disebut sebagai kaki – sedangkan satu sisi lainnya lebih
pendek atau lebih panjang yang biasanya disebut sebagai alas.
(c).Segitiga siku-siku dengan ciri khas besar salah satu sudutnya
adalah 90o, sehingga berlaku hukum a2 + b2 = c2, atau jumlah kuadrat
dari panjang sisi a dan b adalah sebesar panjang sisi c dikuadratkan.
(d).Segitiga sisi tidak beraturan dengan ciri khas panjang semua sisi dan besar sudut-sudutnya tidak beraturan.
Pembagian jenis-jenis cinta segitiga
Secara umum situasi, kondisi dan perilaku subjek di setiap sudut
segitiga ditentukan oleh besaran derajat sudutnya dan panjang sisi –
dalam hal ini melambangkan jarak – dengan objek di sudut lainnya.
Semakin besar sudutnya, maka dilambangkan semakin baik sifat dan
perilaku yang ditampilkan, sebaliknya semakin kecil sudutnya semakin
buruk sifat dan perilaku yang ditampilkannya.
Subjek yang mempunyai sudut besar akan cenderung lebih dekat
terhubung dengan subjek yang bersudut lebih besar lainnya, dan akan
berjarak dengan subjek di sudut paling kecil. Atau semakin kecil
sudutnya semakin memendek panjang sisinya atau jaraknya dengan titik
lainnya.
Perlu diingat bahwa pada umumnya cinta segitiga selalu terdapat unsur
kebohongan, maka hubungan antara subjek utama (pria atau wanita yang
berselingkuh) dengan subjek kedua (istri/pacar pertama) dan subjek
ketiga (selingkuhan) adalah dalam keadaan ditutup-tutupi. Maka sifat dan
perilaku baik seperti disebutkan di atas sebagian bersifat bohong dan
palsu atau hanya sebagai upaya untuk menutup-nutupi kebohongan.
Dalam kasus poligami pada umumnya terjadi kebohongan tidak sempurna,
dimana biasanya kedudukan istri kedua adalah pihak yang mengetahui
keberadaan istri pertama, sedangkan pada kasus “pacar ke lain hati” atau
“playboy atau playgirl kabel” pada umumnya terjadi kebohongan sempurna,
dimana kedua subjek selain subjek pertama saling tidak mengetahui.
1.Cinta Segitiga Siku-siku
Subjek :
Seorang pria di sudut 90 o dan dua orang wanita di sudut lainnya atau
seorang wanita di sudut 90o dan dua orang pria di sudut lainnya. Untuk
kasus ini kita ambil contoh seorang pria di sudut 90o dengan dua orang
wanita di sudut lainnya. (Lihat gambar segitiga, klik di sini)
Ciri khas :
- Si pria (subjek yang berada pada sudut 90o) adalah pihak yang
paling bersikap baik, ramah, dermawan dan perhatian sehingga
menyenangkan kedua istri/pacarnya, namun tetap bersikap tegas sebagai
seorang suami.
- Kedua istri/pacar (bila saling mengetahui) saling iri yang sangat tajam, disebabkan sudut 90o
pada si pria tidak akan pernah membentuk jarak atau panjang sisi yang
dekat antara kedua istri/pacarnya itu. (Perhatikan hukum a2 + b2 = c2).
- Apabila salah satu istri/pacar bersudut lebih besar dari
istri/pacar lainnya, maka yang disebut pertama akan lebih dekat, lebih
dicintai dan sekaligus bersifat bisa mengambil hati si suami/pacar.
Sedangkan yang berada di sudut paling kecil akan bersifat sebaliknya.
- Sekali pun kedua istri/pacar sama-sama disayangi dan dicintai
dengan adil – kedua sisi sama kaki atau bisa disebut cinta segitiga sama
kaki – hubungan keduanya tidak akan pernah akur dan damai. Apabila
kedua istri/pacar saling tidak mengetahui, hal ini bermakna hubungan
selingkuhan tidak akan pernah bisa terbongkar selama-selamanya.
Kesimpulan :
Bagi anda yang hubungan selingkuh atau poligaminya ditunjukkan dengan
rasa cinta, kasih dan perhatian yang besar sekaligus seimbang kepada
kedua istri/pacarnya berarti tergolong cinta segitiga siku-siku sama
kaki. Sedangkan yang ada unsur lebih cenderung mencintai dan perhatian
dengan besar hanya kepada salah satu saja, sedangkan yang lain tidak
bergitu diperhatikan dan sangat membenci anda, maka digolongkan cinta
segitiga siku-siku biasa.
2.Cinta Segitiga Sama Kaki
Subjek :
Satu pria pada sudut di ujung kedua sisi yang sama panjang dan dua
wanita di sudut lainnya. Atau satu wanita pada sudut di ujung kedua sisi
yang sama panjang dan dua pria di sudut lainnya. Dalam kasus ini
diambil contoh satu orang pria pada sudut di ujung kedua kaki segitiga.
(Lihat gambar segitiga, klik di sini)
Ciri khas :
- Si pria mempunyai perasaan, pelayanan dan perhatian yang seimbang
terhadap kedua istri/pacarnya. Bisa sama-sama diperhatikan atau
sama-sama kurang disayangi.
- Apabila kedua istri/pacar sama kurang disayangi atau diperhatikan,
maka sudut si pria sangat lancip sedangkan sudut kedua pasangannya
sangat lebar. Hal ini menyebabkan jarak atau panjang sisi kedua
istri/pacar akan mendekat. Dan ini peringatan bagi si pria. Apabila
hubungan perselingkuhan mereka adalah hubungan kebohongan sempurna, maka
akan membuka peluang besar untuk terbongkar.
- Sedangkan bila itu adalah kebohongan tidak sempurna – salah satu
atau kedua istri/pacar saling mengetahui, maka akan lebih berbahaya bagi
si pria, karena dia akan diserang secara gencar oleh kedua
istri/pacarnya.
- Bila kedua istri/pacar sangat disayangi dan diperhatikan, si pria akan aman dari bahaya ketahuan.
Kesimpulan :
Bagi anda yang berselingkuh atau berpoligami dengan mencintai kedua
pasangan anda secara seimbang, namun kadang-kadang sangat mencintai dan
perhatian, lalu di situasi lain bisa tidak perhatian dan kurang rasa
sayang kepada keduanya secara seimbang, maka cinta segitiga anda dapat
digolongkan sebagai cinta segitiga sama kaki.
3.Cinta segitiga sama sisi.
Subjek :
Sebagai contoh kasus adalah seorang pria dengan dua orang wanita di sudut-sudut lainnya.
Ciri khas:
- Perhatian dan cinta yang ditampakkan si pria kepada kedua
istri/pacarnya sebanding perhatian dan cinta yang ditampilkan kedua
wanitanya terhadap si pria.
- Jarak kedekatan si pria pun sebanding dengan jarak terhubung antara kedua wanitanya.
Kesimpulan:
Keadaan jenis cinta segitiga sama sisi ini adalah suatu keadaan
transisi antara dua bentuk cinta segitiga lainnya. Biasanya perubahan
dari suatu bentuk cinta segitiga ke bentuk cinta segitiga lainnya pernah
melalui bentuk cinta segitiga sama sisi.
Anda yang berselingkuh atau berpoligami dengan ciri keadaan sangat
stabil ini apabila berlangsung lama, akan menciptakan suatu keadaan yang
betul-betul harmonis. Kasih sayang dan perhatian yang ditunjukkan
secara seimbang dilambangkan oleh sebuah segitiga sama sisi yang lebih
kokoh dan mantap dibanding semua bangun segitiga lainnya.
4.Cinta segitiga tidak beraturan.
Subjek:
Sebagai contoh adalah seorang pria dengan dua orang wanitanya.
Ciri khas:
- Semua individu mempunyai kondisi yang tidak sama dan
berubah-berubah. Sudut dan panjang sisi tidak selalu sama dalam setiap
keadaan.
- Suatu saat ada individu yang begitu besar memberikan cinta dan
perhatian, namun menjadi sia-sia karena kedua individu yang lainnya
menjadi sangat negatif, benci, iri dan berbagai sifat jelek lainnya.
Kesimpulan :
Anda yang sedang berselingkuh atau berpoligami, anda begitu mencintai
kedua istri/pacar anda, namun keduanya tidak menunjukkan perasaan yang
sama kepada anda, berarti termasuk golongan ini. Dan juga apabila anda
tidak menunjukkan rasa sayang dan perhatian kepada keduanya, maka akan
ada salah satu pihak dari istri/pacar anda yang akan memberikan kasih
sayang dan perhatian kepada anda.
5.Akhir kondisi cinta segitiga
Yang dimaksud kondisi akhir dari cinta segitiga adalah apabila si
pria – sebagai contoh – kemudian sangat mencintai salah satu
istri/pacarnya dan si istri atau pacar itu juga sangat mencintainya –
dalam hal ini kedua sudut dari individu sangat lebar dan jarak (panjang
sisi) antara keduanya sangat pendek, maka kemungkinan besar hubungan
cinta segitiga akan berakhir atau terjadi perceraian dengan pihak yang
kurang dicintai. Hal ini digambarkan dengan sudut istri/pacar yang kedua
sangat kecil dan jarak sangat jauh.
Apabila percabangan hubungan cinta ini melibatkan lebih dari tiga
orang, empat atau lebih, maka pembahasan tetap menggunakan dasar-dasar
hukum bangun segitiga. Hal ini dikarenakan semua bangun yang lain,
segiempat, segilima (pentagonal), segienam (heksagonal), segidelapan
(oktagonal) dan seterusnya adalah merupakan gabungan dari beberapa
bangun segitiga. Jadi peninjauan kasus disederhanakan sesuai hukum-hukum
bangun segitiga.