stack
[Close]

Jumat, 20 Juli 2012

Mengendalikan Amarah

Bulan Ramadhan saatnya menabung pahala. Tapi bagaimana tabungan pahala bisa menggunung jika pikiran terbakar emosi?

Menahan emosi menjadi tantangan yang cukup berat selama berpuasa. Berusaha agar tetap sabar dan tenang memang mudah diucapkan, namun sulit untuk diterapkan.

Ibarat komputer, emosi merupakan software bawaan yang ditanam dalam jiwa manusia. Jika emosi terlalu sering meluap, pikiran Anda bisa hang, lho.

1. Mengalihkan perhatian 
Jika Anda berhadapan dengan persoalan yang menyulut emosi, segera alihkan perhatian ke hal-hal lain yang lebih penting. Terlalu fokus pada persoalan dapat membuat Anda stress dan sulit berkonsentrasi.

2. Hindari pusat konflik
Saat Anda bertengkar dengan pasangan, apa yang si dia lakukan? Pria cenderung memilih untuk segera meninggalkan lokasi konflik walau pertengkaran belum mencapai jalan keluar. Bukan berarti dia mencoba untuk lari dari masalah. Dia hanya ingin meredakan emosi agar masalah berakhir dengan pikiran tenang. Cara ini juga dapat Anda terapkan untuk meminimalisir amarah.

3. Senyum 
Tersenyum merupakan terapi yang jitu untuk meredakan amarah. Sebuah penelitian membuktikan, walau senyum dengan terpaksa, pikiran akan berangsur-angsur tenang. Kesan positif yang ditonjolkan lewat senyuman mampu memproduksi hormon baik dalam otak.

4. Terapi hitung 
Saat Anda dilalap emosi, cobalah untuk menghitung dari 1 sampai 10. Atur napas Anda sesuai hitungan dan kemarahan pun perlahan-lahan mereda. Begitu juga dengan pikiran Anda yang beranjak tenang.

5. Luapkan emosi dengan cara positif
Meluapkan emosi itu baik. Asalkan dilakukan dengan cara positif. Tuangkan kemarahan Anda lewat berolahraga, seperti kickboxing atau tenis. Anda juga dapat mengekspresikan perasaan lewat bermusik, atau sekedar berbagi cerita dengan sahabat.