stack
[Close]

Selasa, 16 Agustus 2011

SABAR versus MARAH

MARAH
Ini adalah perasaan pengganggu no 1 manusia. Tentu saja anda pernah mengalami marah terhadap sesuatu atau seseorang dan bisa jadi marah pada diri sendiri. Dalam berbagai bentuknya, perasaan ini telah merugikan banyak aspek kehidupan manusia. Bila anda tahu persis bahwa dengan marah sangat banyak sekali hal yang harus dikorbankan, maka anda tidak akan sanggup untuk marah. Sebenarnya menahan kemarahan bisa menjadi sangat mudah bila pada saat ingin marah anda ingat semua kerugian-kerugian potensial yang akan terjadi bila anda tetap lanjutkan kemarahan tersebut. Persoalan utamanya adalah ketika emosi negatif sedang memenuhi jiwa anda, biasanya tentu saja tidak akan sempat lagi untuk mengingat hal-hal yang bersifat logis. Marah adalah kondisi ketika anda tidak berpikir, tidak mungkin seseorang bisa marah pada kondisi berpikir.

MARAH: Grrrrrrrrrrhhhhhhh…..hahhhhhhh mau apa sih diaaaaa……dasarrrrr ga tau diri!!!!!

SABAR: kenapa sih?

MARAH: Jangan Banyak Tanya!!!!!!kamu tahu apa emangnyaaaaaa

SABAR: saya emang ga tau apa-apa, justru itu saya mau tanya sama kamu

MARAH: Dia tuh kurang ajarrrrrrrr!!! Benci akuuu

SABAR: boleh cerita ga kenapa?

MARAH: Dia merendahkanku…sama sekali tidak menganggapku….ga tau diri….

SABAR: Oh gitu..thanks yah udah mau kasi tahu..ada yang bisa saya bantu?

MARAH: Ga ada…aku mau dia menyesalllll atas semua ini…..Grrrrrrhhhhhhh

SABAR: Hmmmm…jadi kamu maunya dia menyesal…tapi kok sepertinya dari nadamu kamu tidak hanya ingin itu deh….

MARAH: Iya…saya juga ingin pukul dia….atau paling tidak ingin teriaaaakkkk sepuasnyaaaaa

SABAR: Gini, andai kata kamu pukul dia, lalu dia kesakitan…apakah ada untungnya bagi kamu?

MARAH: Ahhhh…ga tau….pokoknya aku ingin puaskan hatiku melihat dia tersiksa….

SABAR: Loh..loh tadinya katanya kamu ingin dia menyesal..tapi kok sekarang tujuannya berubah

MARAH: Kamu diem deh….tahu apa kamu??

SABAR: Ya sudah saya diem…terima kasih sudah mau diskusi sama saya

MARAH: Melanjutkan kekesalannya…..
(Waktu berlalu beberapa menit)

MARAH: Ngapain kamu disini..pergi sana…..

SABAR: Lah jangan dong…kamu boleh minta saya diem, saya hargain kamu, tapi jangan suruh saya pergi, sayakan peduli sama kamu…saya melihat kamu bahagia…saya baru akan pergi saat kamu bahagiaa

MARAH: Bagaimana aku bisa bahagia kalau aku dihina seperti ini…

SABAR: Iya..saya ngerti kok…emang ga mudah kalau mengalami hal seperti yang kamu alami..

MARAH: Hmmmmm

SABAR: Orang lain di posisi kamu mungkin ga akan sekuat kamu…ijinkan saya terus bersamamu disini yah

MARAH:kamu kenapa kok mau selalu bersamaku….aku tahu aku perlu sabar..tapi kan sabar ada batasnya…ada saat aku marah…wajar dong…kan sangat manusiawi…semua orang juga pernah marah kok….

SABAR: terlepas dari sabar ada batasnya atau tidak, itu tidak penting, tapi yang saya tahu sebagai hal yang penting adalah kebahagiaanmu. Kebahagiaanmu sangat penting bagi saya dan terlebih lagi bagi orang-orang yang kamu cintai..

MARAH: *Hening*

SABAR: kamu pernah bahagia..jadi untuk kamu menjadi bahagia lagi adalah hal yang mudah…

MARAH: tapi kan tetep aja rasa kesel ini masih ada, ga mungkin dong aku biarin dia menghina aku seperti itu

SABAR: Okk.. kalau ini saya tidak mau komentar, karena dulu waktu saya belum sesabar ini dulu saya juga pemarah..sering disakiti..dan saya tahu apa yang kamu rasakan sekarang..saya mengerti…dan saya juga ingat bahwa dulu saya juga sering nyakitin orang lain tanpa saya sadari…

MARAH: kok kamu bisa berubah sekarang?

SABAR: Karena saya udah kapok..semua kemarahan saya hanya mencuri masa depan, merusak diri saya sendiri…pada titik tertentu saya sadar akan betapa pentingnya diri saya.. ini membuat saya ingin terus menyayangi diri dengan cara bersabar..

MARAH: Ga mungkin segampang itu…

SABAR: Emang ga mungkin, tapi inilah harga yang harus dibayar..perlahan-lahan ketika saya belajar sabar dan mau memaafkan setiap kesalahan orang lain, saya mulai melihat perubahan juga dalam hal rejeki dan kesehatan.

MARAH: Maksudnya?

SABAR: iya..belakangan saya baru ngeh disaat saya menjadi lebih sabar dibanding sebelum, rejeki saya lebih banyak..dan kesehatan badaniah juga makin ok..memaafkan menjadi tambah mudah bagi saya saat saya sadar bahwa sebagai manusia saya juga sangat sering menyakiti orang lain secara sadar atau tidak dan secara langsung atau tidak langsung.

MARAH: *terdiam*

SABAR: Saya sadar bahwa kesabaran memuliakan diri saya..dulu saya habiskan energy saya dalam kemarahan..tapi selalu ya sehabis marah saya merasa hina..merasa bersalah..merasa sia-sia..

MARAH: *Berubah mood*

Perhatikan..sesungguhnya kemarahan hanyalah asap saja..berlalu begitu saja dengan sebuah diskusi MINDSET.

Semoga bermanfaat untuk semua umat... amin...