stack
[Close]

Senin, 21 November 2011

Jadilah wanita sholihah

Jumlah wanita di dunia mencapai separuh dari total penduduk dunia. Dalam perjalanan hidupnya, wanita memiliki dinamika. Ada wanita yang dapat mengjadapi dinamika kehidupannya dengan baik, dan ada yang gagal. Hal ini dipengaruhi oleh kesungguhan wanita itu sendiri dalam menjalani hidupnya.

Seorang pujangga pernah berkata, “Seorang wanita itu ibarat sekolah, apabila kamu siapkan dengan baik, berarti kamu menyiapkan suatu bangsa yang harum namanya”. Ada juga yang mengatakan.”Di balik keberhasilan setiap pembesar, selalu ada wanita”. Subhanallah.

Hak di atas dapat kita pahami bersama. Seorang wanita banyak berperan dalam menetapkan generasi yang akan dating dengan memberikan pendidikan dan pemeliharaan yang baik terhadap anak-anak, hingga saatnya mereka dewasa dan mendiri.

Di tengah kebangkitan umat, khususnya di Indonesia, banyak para wanita telah memperoleh usaha menduduki peran sesui kapasitas dan tuntutan dalam islam. Peran tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam bidang politik. Namun, di tengah-tengah kemajuan tersebut, ternyata juga masih banyak para wanita khususnya muslimah yang terlalu jauh dari fitrahnya dan nilai-nilai agama, bahkan terpuruk dalam gelimang dosa.

Kenapa terjadi demikian…?
Mari kita lihat penjelasan berikut. Ini semua yang menyebabkan masyarakat khususnya Muslimah menjadi buruk akhlaknya, perilakunya, serta menampakkan kebodohannya.

Pertama, kondisi masyarakat sudah penuh dengan virus-virus dan nilai-nilai dari barat yang merusak. Saat ini teknologi berkembang pesat, terutama media dan komunikasi termasuk internet. Namun banyak yang mempergunakan perkembangan teknologi tersebut secara salah dan tidak semestinya. Bukan manfaat dan kebaikan-kebaikan yang diambil. Tetapi justru nilai-nilai yang sifatnya merusak, seperti criminal dan pornografi.

Kedua, para wanita sendiri kurang dan bahkan tidak memahami nilai-nilai dan prinsip dan prinsip islam dengan baik. Mereka banyak berbuat maksiat dan melanggar aturan-aturan Allah, misalnya banyak di antara wanita muslimah yang belum menutup auratnya, atau menutup aurat tapi tidak sempurna, sehingga justru menarik perhatian lawan jenisnya.

Kita sering melihat remaja putrid yang memakai pakaian serba minim dengan dalih ingin berpenampilan trendy. Justru hal demikianlah yang menghantarkannya pada perilaku yang “serba boleh”, bergaul dengan lawan jenis tanpa ada batas-batas norma, sempat akhirnya dia melakukan perbuatan yang tidak sepatutnya. Kita melihat, awalnya mereka bangga dengan kelakuan-kelakuan mereka, tetapi kemudian menyesal di akhirnya.

Apa yang perlu dilakukan…?
Yang perlu dilakukan adalah memperkuatkan keimanan dalam diri kita. Dengan iman yang kuat dan besar, hati nurani seseorang akan terkontrol, sehingga bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang harus dilakukan, mana yang harus dihindari. Cobalah cermati kata mutiara ini, “Wanita adalah tiang Negara, jika wanitanya baik, maka Negara tersebut akan kokoh dan kuat. Dan sebaliknya, jika para wanitanya buruk maka tunggulah kehancurannya”.

Di dalam islam, wanita yang baik disebut wanita sholikhah, baik ketika masih kanak-kanak, dewasa, berkeluarga menjadi istri, dan ibu. Menurut Nawal bin Abdullah, cirri-ciri wanita sholikhah adalah:

1.      Wanita yang mengimani Allah SWT sebagai Tuhannya, Muhammad sebagai Nabi (akhirnya)-nya, dan islam sebagai agamanya, ia cinta Allah Ta’aala dan Rasulnya, serta taat kepada keduanya, juga membuat jarak dengan maksiat. Disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW yang artinya: “Setiap orang dari kalian tidak beriman hingga aku menjadi orang yang paling dicintai daripada anak dan ayahnya, serta seluruh manusia”. [Muttafaqun ‘alaihi].

2.      Wanita yang bertakwa, khusuk dan rajin beribadah seta suhud di dunia. Ia kerjakan kewajiban-kewajiban agama dengan konsisten, selalu melakukan amal saleh, menjauhi hal-hal haram dan terlarang. Tanda-tanda iman tersirat padanya, baik dalam perkataan perbuatan, maupun keyakinan, ia takut murka Allah, siksanya, dan akibat menentang perintahnya. Mereka adalah wanita yang taat kepada perintah Allah SWT dan Rasulnya. Sebagaimana di sebutkan dalam QS. Ali Imran: 31, “Katakanlah, jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kalian”.

3.      Wanita yang patuh pada orang tuanya, berbakti kepada keduanya dan mencari kerdihaan keduanya, selagi mereka tidak berbuat maksiat. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra: 23, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaknya kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-dua sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan “ah” dan janganlah kamu membantah mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan “mulia”.

4.      Wanita yang taat pada suami, menasihatinya, amanah dalam mengelola rumah tangganya, juga hartanya. Dalam berhubungan dengan suaminya, ia melakukan sebagaimana disebutkan di dalam sabda nabi Rasulullah saw: “jika suami melihat (istri) maka istrinya menyenangkannya, jika menyuruhnya, istrinya mematuhinya, jika suami pergi, istrinya menjaga diri. [Hadis Ihsan, diriwayatkan oleh An-Nasai, Al-Hakim, dan Ahmad].

5.      Wanita yang mendidik anak-anaknya dengan baik dan mengakomodasikan mereka untuk hidup berdasarkan Manhaj Rabbani (system hidup dari Allah swt) mendidik anak-anak untuk mencintai Al-Quran dan sunah, melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, menjauhi larangan-larangannya dan menanamkan akidah yang benar di alam jiwa mereka, juga mendidik anak-anak untuk menjadi kuat dan pemberani, mengingat sabda Rasulullah yang mengatakan, “jika seseorang meninggal dunia maka amal perbuatannya terputus, kecuali tiga hal, di antaranya adalah anak saleh yang mendoakannya”.

6.      Wanita yang rajin mencari ilmu dan berdakwah di jalan Allah. Ilmu di sini adalah ilmu syar’I, yang bermanfaat dan menguatkan giroh, iman, serta menambah kesholihaannya. Dengan mencari ilmu seperti ini, membuatnya punya rasa malu dan meningkatkan ketakwaannya, juga membuat wanita muslimah menjadi istri ideal, ibu yang penyayang, dan pengatur rumah tangga yang handal.

Istri Rasulullah SAW, Aisyah ra, memberikan contoh serta teladan, seorang wanita yang syarat dengan ilmu yang bermanfaat. Kata Az Zuhri: “Jika ilmu Aisyah disatukan dengan ilmu seluruh wanita, ilmu Aisyah masih lebih baik”. Kamu wanita rajin mengunjunginya di rumah, lalu ia mengajari mereka. Dalam peringatan hadis, Aisyah sama hebatnya dengan Abu Hurairah dan menjadii orang yang paling banyak hafalan hadisnya.

Wanita yang sabar dan tegar menghadapi musibah dunia. Kita bisa mengambil ibrah dari khansa, seorang sholikhah yang baru saja kehilangan saudara laki-lakinya, disusul kemudian kehilangan keempat putranya yang syahid satu persatu, ia berkata: “Segala puji bagi Allah yang memuliahkanku dengan kematian mereka. Aku berharap Allah mengumpulkan bersama mereka disurga”. Itulah puncak kesabaran, kekuatan iman, dan ketegaran yang dimiliki wanita.

Demikian, jika seorang wanita dengan sungguh-sungguh mengamalkan rambu-rambu diatas, insya Allah, atas izin Allah dunia akan indah dan penuh berkah-berkah. Waalllahu Alam.