Jumlah
wanita di dunia mencapai separuh dari total penduduk dunia. Dalam perjalanan
hidupnya, wanita memiliki dinamika. Ada wanita yang dapat mengjadapi dinamika
kehidupannya dengan baik, dan ada yang gagal. Hal ini dipengaruhi oleh
kesungguhan wanita itu sendiri dalam menjalani hidupnya.
Seorang
pujangga pernah berkata, “Seorang wanita itu ibarat sekolah, apabila kamu
siapkan dengan baik, berarti kamu menyiapkan suatu bangsa yang harum namanya”.
Ada juga yang mengatakan.”Di balik keberhasilan setiap pembesar, selalu ada
wanita”. Subhanallah.
Hak
di atas dapat kita pahami bersama. Seorang wanita banyak berperan dalam
menetapkan generasi yang akan dating dengan memberikan pendidikan dan
pemeliharaan yang baik terhadap anak-anak, hingga saatnya mereka dewasa dan
mendiri.
Di
tengah kebangkitan umat, khususnya di Indonesia, banyak para wanita telah
memperoleh usaha menduduki peran sesui kapasitas dan tuntutan dalam islam.
Peran tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam bidang politik.
Namun, di tengah-tengah kemajuan tersebut, ternyata juga masih banyak para
wanita khususnya muslimah yang terlalu jauh dari fitrahnya dan nilai-nilai
agama, bahkan terpuruk dalam gelimang dosa.
Kenapa terjadi
demikian…?
Mari
kita lihat penjelasan berikut. Ini semua yang menyebabkan masyarakat khususnya
Muslimah menjadi buruk akhlaknya, perilakunya, serta menampakkan kebodohannya.
Pertama,
kondisi masyarakat sudah penuh dengan virus-virus dan nilai-nilai dari barat
yang merusak. Saat ini teknologi berkembang pesat, terutama media dan
komunikasi termasuk internet. Namun banyak yang mempergunakan perkembangan
teknologi tersebut secara salah dan tidak semestinya. Bukan manfaat dan
kebaikan-kebaikan yang diambil. Tetapi justru nilai-nilai yang sifatnya
merusak, seperti criminal dan pornografi.
Kedua,
para wanita sendiri kurang dan bahkan tidak memahami nilai-nilai dan prinsip
dan prinsip islam dengan baik. Mereka banyak berbuat maksiat dan melanggar
aturan-aturan Allah, misalnya banyak di antara wanita muslimah yang belum
menutup auratnya, atau menutup aurat tapi tidak sempurna, sehingga justru
menarik perhatian lawan jenisnya.
Kita
sering melihat remaja putrid yang memakai pakaian serba minim dengan dalih
ingin berpenampilan trendy. Justru hal demikianlah yang menghantarkannya pada
perilaku yang “serba boleh”, bergaul dengan lawan jenis tanpa ada batas-batas
norma, sempat akhirnya dia melakukan perbuatan yang tidak sepatutnya. Kita
melihat, awalnya mereka bangga dengan kelakuan-kelakuan mereka, tetapi kemudian
menyesal di akhirnya.
Apa yang perlu
dilakukan…?
Yang
perlu dilakukan adalah memperkuatkan keimanan dalam diri kita. Dengan iman yang
kuat dan besar, hati nurani seseorang akan terkontrol, sehingga bisa membedakan
mana yang baik dan buruk, mana yang harus dilakukan, mana yang harus dihindari.
Cobalah cermati kata mutiara ini, “Wanita adalah tiang Negara, jika wanitanya
baik, maka Negara tersebut akan kokoh dan kuat. Dan sebaliknya, jika para
wanitanya buruk maka tunggulah kehancurannya”.
Di
dalam islam, wanita yang baik disebut wanita sholikhah, baik ketika masih
kanak-kanak, dewasa, berkeluarga menjadi istri, dan ibu. Menurut Nawal bin
Abdullah, cirri-ciri wanita sholikhah adalah:
1.
Wanita
yang mengimani Allah SWT sebagai Tuhannya, Muhammad sebagai Nabi
(akhirnya)-nya, dan islam sebagai agamanya, ia cinta Allah Ta’aala dan
Rasulnya, serta taat kepada keduanya, juga membuat jarak dengan maksiat.
Disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW yang artinya: “Setiap orang dari kalian
tidak beriman hingga aku menjadi orang yang paling dicintai daripada anak dan
ayahnya, serta seluruh manusia”. [Muttafaqun ‘alaihi].
2.
Wanita
yang bertakwa, khusuk dan rajin beribadah seta suhud di dunia. Ia kerjakan
kewajiban-kewajiban agama dengan konsisten, selalu melakukan amal saleh,
menjauhi hal-hal haram dan terlarang. Tanda-tanda iman tersirat padanya, baik
dalam perkataan perbuatan, maupun keyakinan, ia takut murka Allah, siksanya,
dan akibat menentang perintahnya. Mereka adalah wanita yang taat kepada
perintah Allah SWT dan Rasulnya. Sebagaimana di sebutkan dalam QS. Ali Imran:
31, “Katakanlah, jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi kalian”.
3.
Wanita
yang patuh pada orang tuanya, berbakti kepada keduanya dan mencari kerdihaan
keduanya, selagi mereka tidak berbuat maksiat. Sebagaimana disebutkan dalam QS.
Al-Isra: 23, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaknya kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-dua sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
“ah” dan janganlah kamu membantah mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
“mulia”.
4.
Wanita
yang taat pada suami, menasihatinya, amanah dalam mengelola rumah tangganya,
juga hartanya. Dalam berhubungan dengan suaminya, ia melakukan sebagaimana
disebutkan di dalam sabda nabi Rasulullah saw: “jika suami melihat (istri) maka
istrinya menyenangkannya, jika menyuruhnya, istrinya mematuhinya, jika suami pergi,
istrinya menjaga diri. [Hadis Ihsan, diriwayatkan oleh An-Nasai, Al-Hakim, dan
Ahmad].
5.
Wanita
yang mendidik anak-anaknya dengan baik dan mengakomodasikan mereka untuk hidup
berdasarkan Manhaj Rabbani (system hidup dari Allah swt) mendidik anak-anak
untuk mencintai Al-Quran dan sunah, melaksanakan perintah-perintah Allah SWT,
menjauhi larangan-larangannya dan menanamkan akidah yang benar di alam jiwa
mereka, juga mendidik anak-anak untuk menjadi kuat dan pemberani, mengingat
sabda Rasulullah yang mengatakan, “jika seseorang meninggal dunia maka amal
perbuatannya terputus, kecuali tiga hal, di antaranya adalah anak saleh yang
mendoakannya”.
6.
Wanita
yang rajin mencari ilmu dan berdakwah di jalan Allah. Ilmu di sini adalah ilmu
syar’I, yang bermanfaat dan menguatkan giroh, iman, serta menambah
kesholihaannya. Dengan mencari ilmu seperti ini, membuatnya punya rasa malu dan
meningkatkan ketakwaannya, juga membuat wanita muslimah menjadi istri ideal,
ibu yang penyayang, dan pengatur rumah tangga yang handal.
Istri
Rasulullah SAW, Aisyah ra, memberikan contoh serta teladan, seorang wanita yang
syarat dengan ilmu yang bermanfaat. Kata Az Zuhri: “Jika ilmu Aisyah disatukan
dengan ilmu seluruh wanita, ilmu Aisyah masih lebih baik”. Kamu wanita rajin
mengunjunginya di rumah, lalu ia mengajari mereka. Dalam peringatan hadis,
Aisyah sama hebatnya dengan Abu Hurairah dan menjadii orang yang paling banyak
hafalan hadisnya.
Wanita
yang sabar dan tegar menghadapi musibah dunia. Kita bisa mengambil ibrah dari
khansa, seorang sholikhah yang baru saja kehilangan saudara laki-lakinya,
disusul kemudian kehilangan keempat putranya yang syahid satu persatu, ia
berkata: “Segala puji bagi Allah yang memuliahkanku dengan kematian mereka. Aku
berharap Allah mengumpulkan bersama mereka disurga”. Itulah puncak kesabaran,
kekuatan iman, dan ketegaran yang dimiliki wanita.
Demikian,
jika seorang wanita dengan sungguh-sungguh mengamalkan rambu-rambu diatas,
insya Allah, atas izin Allah dunia akan indah dan penuh berkah-berkah.
Waalllahu Alam.