stack
[Close]

Rabu, 30 November 2011

Salt and Lake

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak Pada suatu pagi. datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet, Tamu itu memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
 
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya Pak Tua yang bijak hanya mendengarkannya dengan seksama. la lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air, ditaburkannya garam itu kedalam gelas lalu diaduknya perlahan "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya. ujar Pak tua itu.
 
" Pahit Pahit sekali” jawab sang tamu sambil meludah kesamping
 
Pak Tua itu sedikit tersenyum lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
 
Pak Tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu, dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah, saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata Iagi, "Bagaimana rasanya?".
 
"Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak', jawab si anak muda.
 
Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda lalu mengajaknya duduk berhadapan bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda dengarlah Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam tak lebih dan tak kurang jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama, tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu Iakukan Lapangkanlah dadamu menerima semuanya luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
 
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat "Hatimu adalah wadah itu, perasaanmu adalah tempat itu, Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
 
Keduanya lalu beranjak pulang Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu. kembali menyimpan "segenggam garam",untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

English version

Once, there lived a wise old man. One morning came a young man who was dogged by many problems. Water front steps were unsteady and complicated, it is guests who did not seem like a happy person. 

Without wasting time, that person is telling the whole thing is just a wise old man listened attentively. He then grabbed a handful of salt and ask guests to take a glass of water, salt ditaburkannya was then stirred slowly into the glass "Just drink this and tell me how it feels. The old man said.
 

 "Bitter Bitter once" replied the guest, spitting laterally 

The Old Man was a little smile and then invite guests to walk to the edge of the lake in the woods near his residence. The two men walked side by side and eventually they came to the edge of a quiet lake. 

Old Man and back sprinkled a handful of salt into the lake, with a piece of wood made churning waves and created ripples of water, disturbing the peace of the lake. "Try to take water from this lake and drink, while guests drank the water that's done it, old man Iagi said," How does it feel? ".
 

 "Fresh.", Replied his guest. "Do you feel the salt in the water?", Asked the old man again. 'No', replied the young man. 

With wise. Old Man patted the young man then asked her to sit cross-legged on the side facing the lake. "Young people hear the bitterness of life is like a handful of salt is no more and no less than the amount and it is the same bitter taste and it will remain the same, but, bitterness we feel, will greatly depend on the container that we have the bitterness of the feeling of the place will be based we put everything It will all depend on our hearts. So, when you feel the bitterness and failure in life, there's only one thing that you can receive all Iakukan Exert your chest luaskanlah accommodate any bitterness in your heart for it. " 

Old Man went back to give advice "Your heart is a container that you feel is the place, Kalbumu is where you hold everything. So do not make your heart is like glass, make like a lake that can reduce any bitterness that and turn it into a freshness and happiness." 
Both then went home they both learned that day. And the old man, the wise man's. re-save "a handful of salt", for other young people, who often came to him to bring the soul unrest.