Venustraphobia adalah kondisi yang tidak mengenakkan bagi pria. Namun, hal ini bisa diatasi.
Jangankan ngobrol, Anda dekati saja si dia menjauh pergi. Jika Anda
memandang ke arahnya, dia buru-buru mengalihkan pandangan. Jangan lantas
menganggapnya sombong, karena, bisa jadi ia sebenarnya memiliki
venustraphobia. Artinya, rasa takut yang berlebihan terhadap perempuan
cantik. Kok bisa?
Rasa takut berlebihan
Sebelum lebih jauh membahas venustraphobia, Anda perlu tahu fobia secara umum. Fobia didefinisikan sebagai rasa takut yang tidak rasional atas suatu obyek situasi atau aktivitas yang spesifik. Rasa takut dipicu stimuli yang tidak benar-benar menakutkan atau mengancam keselamatan diri. Misalnya, Anda takut pada buah tertentu, padahal buah itu tidak berbahaya ataupun mengancam jiwa. Beda jika Anda takut pada buaya. Itu normal dan wajar. Meski tidak membahayakan jiwa, namun fobia memiliki dampak yang besar terhadap kualitas hidup si penderitanya.
Sebelum lebih jauh membahas venustraphobia, Anda perlu tahu fobia secara umum. Fobia didefinisikan sebagai rasa takut yang tidak rasional atas suatu obyek situasi atau aktivitas yang spesifik. Rasa takut dipicu stimuli yang tidak benar-benar menakutkan atau mengancam keselamatan diri. Misalnya, Anda takut pada buah tertentu, padahal buah itu tidak berbahaya ataupun mengancam jiwa. Beda jika Anda takut pada buaya. Itu normal dan wajar. Meski tidak membahayakan jiwa, namun fobia memiliki dampak yang besar terhadap kualitas hidup si penderitanya.
Venustraphobia (disebut juga caligynephobia) adalah rasa takut yang
berlebihan terhadap perempuan cantik. Sama halnya dengan fobia jenis
lain, fobia ini juga disebabkan stimulan yang tidak wajar dan tidak
membahayakan jiwa. Biasanya penyebabnya adalah kejadian atau pengalaman
buruk yang berkaitan dengan perempuan cantik yang menyebabkan trauma
psikologis penderitanya.
Apa sih yang terjadi ketika penderita venustraphobia ini berada di
antara perempuan cantik? Keringat dingin, tubuh gemetar, dan napas
megap-megap. Para psikolog mengatakan, penyebab dari venustraphobia ini
adalah perasaan tidak percaya diri atau rendah diri berlebihan, perasaan
takut ditolak, takut tidak diterima, atau takut gagal membina hubungan.
Bisa sembuh
Bila pasangan menunjukkan gejala-gejala venustraphobia, Anda tidak perlu khawatir. Dia tidak sendirian di dunia ini. Sebuah penelitian mengatakan, diperkirakan sekitar 0,47 persen pria di Inggris dan 0,61 persen pria di Amerika terserang venustraphobia. Penelitian lain menyebutkan penderita fobia ini lebih banyak berasal dari kalangan menengah ke atas. Penyebabnya, seperti yang disebutkan tadi, sikap rendah diri yang berlebihan. Berawal dari tak percaya diri, lama-kelamaan perasaan ini terakumulasi menjadi fobia.
Bila pasangan menunjukkan gejala-gejala venustraphobia, Anda tidak perlu khawatir. Dia tidak sendirian di dunia ini. Sebuah penelitian mengatakan, diperkirakan sekitar 0,47 persen pria di Inggris dan 0,61 persen pria di Amerika terserang venustraphobia. Penelitian lain menyebutkan penderita fobia ini lebih banyak berasal dari kalangan menengah ke atas. Penyebabnya, seperti yang disebutkan tadi, sikap rendah diri yang berlebihan. Berawal dari tak percaya diri, lama-kelamaan perasaan ini terakumulasi menjadi fobia.
Penderita fobia ini sebenarnya bisa disembuhkan. Ada berbagai metode
pemulihan untuk membuat penderitanya keluar dari ketakutan, mulai dari
hipnoterapi, neuro-linguistic programming, hingga energy psychology.
Seperti komputer, terapi hipnoterapi dilakukan dengan memprogram
ulang alam bawah sadar penderitanya dengan bantuan terapi atau psikolog
sebagai mediator. Ketika rasa takutnya telah diprogram ulang, gejala
fobia ini akan ditekan seminim mungkin. Neuro-linguistic programming
menggunakan kekuatan imajinasi untuk memprogram ulang rasa takut si
penderita.
Sedangkan energy psychology merupakan terapi pemulihan yang
menggabungkan berbagai macam bentuk pemulihan terhadap fobia. Metode ini
relatif aman. Cara lain yang juga dilakukan untuk penyembuhan adalah
menggunakan obat antidepresan, terapi bicara, atau cognitive behaviour
therapy.
(Ika Nurul Syifaa/Majalah CHIC)
Sumber : Chic
Sumber : Chic