Memiliki waktu tidur yang berkualitas sangatlah penting, bukan hanya
dari lamanya waktu tidur, tapi juga dari kualitasnya, yang berakibat
pada meningkatnya kebugaran. Ketika Anda tidak mendapatkan kualitas
tidur ini, kemungkinan ada beberapa faktor yang menyebabkannya:
1. Kesepian.
Sebuah studi menunjukkan bahwa kesepian
tidak hanya merupakan masalah hati dan pikiran, tapi juga berpengaruh
pada masalah tidur. Berdasar penelitian, orang yang beranggapan bahwa
mereka kesepian memiliki waktu tidur yang tidak berkualitas dibanding
dengan mereka yang tidak merasa kesepian.
“Siapapun dan dimana pun Anda, kita semua hidup dan bergantung pada
perasaan aman dalam lingkungan sosial sekitar kita untuk bisa tidur
dengan nyenyak,” ungkap peneliti Lianne Kurina, PhD. Faktor sosial dan
psikologis sangat berpengaruh pada kualitas tidur seseorang dan
kesehatannya.
2. Ketinggian.
Lokasi di ketinggian juga berdampak
pada kualitas tidur. “Ketika kita berada di dataran tinggi, udara
menjadi lebih tipis, sehingga nafas pun menjadi tak teratur dan membuat
otak kita ‘terkejut’ sehingga tidur jadi tidak nyenyak,” ungkap Decker.
Meskipun tidak hidup di dataran tinggi, namun permasalahan ini juga akan
muncul ketika Anda tidur di dalam pesawat terbang.
3. Tidur bersama binatang peliharaan.
Dokter hewan
sebenarnya sudah menyarankan para pasiennya untuk tidak tidur bersama
dengan hewan peliharaan karena resiko penularan penyakit. Selain itu,
tidur dengan hewan peliharaan ternyata bisa mempengaruhi kualitas tidur
Anda. Sebuah studi yang dilakukan oleh Mayo Clinic pada tahun 2002
menunjukkan bahwa 53 persen pemilik hewan yang tidur bersama
peliharaannya mengalami gangguan tidur setiap malamnya. Sebanyak 21
persen pemilik hewan merasa terganggu akibat dengkuran anjing, dan 7
persen akibat dengkuran kucing. Untuk mengatasinya, Decker menyarankan
untuk tidak memasukkan hewan peliharaan ke dalam kamar tidur, atau
setidaknya tidur di lantai kamar saja.
4. Bekerja malam hari. Bekerja dengan shift
malam tanpa disadari bisa berakibat pada kualitas tidur yang buruk.
Sebuah penelitian dari Sleep Foundation pada tahun 2005 menyatakan, 14
persen orang Amerika yang sering bekerja malam hari mengalami masalah
tidur seperti kelelahan, gangguan tidur, dan insomnia. Decker
menjelaskan bahwa masalah yang datang selama bekerja malam hari dan
tidur pada siang hari terjadi karena kepekaan tubuh pada cahaya,
sehingga tubuh mengambil isyarat adanya cahaya sebagai sinyal untuk
bangun tidur.
“Cahaya dan gelap adalah isyarat yang membantu sinkronisasi sistem tubuh kita terhadap lingkungan,” tambah Decker.
Konsep yang sama berlaku ketika Anda baru melakukan perjalanan yang melintasi zona waktu, sehingga mengalami jetlag.
Saat itu, otak Anda sedang mempersiapkan untuk tidur karena zona waktu
Anda berada di zona gelap. “Namun, ketika melintasi zona waktu menuju
zona terang, Anda tiba-tiba menerima cahaya baru, dan siklus bangun dan
tidur Anda menjadi tidak sinkron. Butuh beberapa hari untuk
menyeimbangkannya kembali,” ungkapnya.
Salah satu cara yang direkomendasikan Decker untuk mengatasi hal ini
adalah menggunakan penutup mata ketika tidur di siang hari untuk
menstimulasi kegelapan dan tertidur.
5. Suhu ruangan.
Apakah Anda sering membuatkan
segelas susu hangat untuk anak Anda sebelum tidur? Ternyata hal ini
memiliki khasiat untuk membuat tidur anak lebih nyenyak. Kondisi ruangan
dan tubuh yang hangat bisa mempengaruhi nyenyak tidaknya tidur
seseorang. Di malam hari, suhu tubuh mulai turun, dan penurunan suhu
tubuh ini menandakan bahwa sudah waktunya untuk tidur. Mandi air hangat
dan minum minuman hangat juga bisa membuat tubuh semakin menurunkan suhu
tubuhnya dan mengirimkan sinyal fisiologis untuk tidur.
“Jika kamar terlalu hangat, suhu tubuh kita pun akan meningkat dan
membuat kita terbangun. Mendinginkan ruangan bisa membantu memastikan
bahwa tidur akan lebih berkualitas dan nyenyak,” ungkap Decker. Saat
pagi, suhu tubuh kita mulai meningkat secara bertahap, dan mengirim
sinyal ke otak untuk bangun.