stack
[Close]

Rabu, 21 Maret 2012

Fenomena Tomcat [bagaimana cara mengatasinya?]

SELAMA beberapa hari terakhir, beredar broadcast message yang isinya seperti ini.
“Tolong share ya: Kalau ada yang kena Tomcat, cepet cuci air bersih, kasih salep hydrocortisone 1% or salep betametasone + antibiotik neomycin sulfat 3x sehari or salep acyclovir 5%. Binatangnya kayak kalajengking tapi kecil, panjang, warna merah belang hitam. Kalau digigit jadinya kayak herpes merah dan tengahnya bernanah, diameter 2cm dan terus membesar bila tidak ditanggulangi. Surabaya sedang diserang binatang ini. Korbannya sudah ratusan, apartemen juga kena. Binatangnya kecil dan bisa loncat-loncat.”

Bukan hanya sekali kami menerima broadcast message ini. Pesan serupa juga beredar di group BBM (Blackberry Messenger), juga di jejaring sosial.

Seperti apa sebenarnya wabah Tomcat yang konon semakin meluas dan meresahkan masyarakat, juga bagaimana cara mengatasinya?

Nama Latin dari Tomcat adalah Paederus. Serangga yang masih bagian dari keluarga serangga Staphylinidae ini memiliki tubuh yang berukuran seperti rayap, dengan ekor tajam seperti kalajengking.

Paederus mampu menyebarkan toxin yang menyebabkan iritasi kulit paederus dermatitis. Belum diketahui darimana asalnya sebutan Tomcat, namun iritasi akibat Paederus telah lama melanda berbagai negara. Di beberapa negara, iritasi ini disebut juga “whiplash dermatitis”, “spider lick”, atau “Nairobi fly dermatitis”.

Berbeda dengan anggapan masyarakat yang menyebutkan iritasi ini disebabkan gigitan Paederus, sebuah jurnal dari US Army Public Health Command menegaskan bahwa Paederus tidak menggigit atau menyengat.
Iritasi muncul setelah adanya kontak antara kulit dan pederin, lendir beracun yang keluar dari tubuh Paederus betina. Lendir ini diproduksi bakteri endosymbiont, diduga kuat masih bagian dari spesies Pseudomonas.

Paederus dermatitis, iritasi kulit akibat Paederus juga disebut sebagai dermatitis linearis karena lazimnya menimbulkan ruam merah berbentuk garis lurus. Bentuk garis ini muncul karena banyak orang secara spontan menggaruk atau menggosok kulit setelah dihinggapi Paederus. Dalam waktu 12-36 jam, kulit akan mengalami peradangan yang lama-kelamaan mulai melepuh. Iritasi ini lazimnya berlangsung selama 2-3 minggu.
Iritasi ini dapat menular dengan mudah, cukup bersentuhan dengan kulit yang terkena iritasi. Untuk mencegahnya, hindari menyentuh kulit pengidap paederus dermatitis yang mengalami iritasi.

Jika serangga Paederus hinggap di kulit Anda, segera cuci dengan air dan sabun agar resiko iritasinya dapat berkurang. Mengobati iritasi dengan salep yang disebutkan di broadcast message, kemungkinan besar ada benarnya juga, terutama antibiotik. Dermatology Online Journal menyebutkan, antibiotik ampuh menangkal kontaminasi akibat bakteri dalam lendir di tubuh Paederus.