stack
[Close]

Jumat, 11 November 2011

Inilah islam (Akhlak Pribadi muslim)


Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semogah tercurah kepada Nabi yang terakhir, Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya sampai hari kiamat.

Syari’ah Islam adalah Syari’ah yang sempurna yang menekankan pada pembinaan pribadi yang islami dari segala aspeknya, antara lain yang sangat diperhatikan Islam adalah dari segi sifat, akhlak, dan etika, sampai-sampai ia menjadikan akidah dan akhlak sebagai suatu ikatan yang kuat, sebagaimana yang disabdakan Nabi Saw: “Orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya”. [HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmizy].

Akhlak yang mulia merupakan refleksi iman dan buahnya. Iman tiada akan menampakkan buahnya tanpa akhlak, bahkan nabi Muhammad Saw mengabarkan bahwa tujuan terbesar kebangkitannya adalah untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia, beliau bersabda:  “sesungguhnya saya dibangkitkan untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia”. [HR. Ahmad & Bukhary dalam kitab “al Adab al Mufrad”].

Oleh karena itu Allah telah menyanjung Nabi-nya Saw dengan akhlak yang baik, Allah berfiman yang artinya: “Dan sesungguhnya engkau (ya Muhammad) benar-benar berakhlak yang agung”. [Al Qalam:4].

Budi pekerti seperti ini  tidak akan kita temukan apabila kita melihat fenomena konsep-konsep dan teori-teori bikinan manusia yang hanya berlandaskan pada materialisme serta asas manfaat dan kepentingan semata, tanpa mengenal budi pekerti, walaupun dengan menzalimi orang lain, merampas kekayaan bangsa lain dan menginjak-injak nilai kehormatan manusia.

Islam telah mengukir lukisan yang indah tentang apa yang mesti dilakukan oleh seorang muslim dalam berinteraksi dengan Allah, dengan Nabi Saw, dengan orang lain dan bahkan dengan dirinya sendiri.

Setiap kali seorang muslim mengapresiasiakan budi pekerti islami dalam diri dan tingkah lakunya, semakin dekatlah ia kepada kesempurnaan yang dicita-citakan yang dapat memicunya untuk semakin bernilai adab semakin dekat kepada Allah Swt. Sebaliknnya bila ia semakin jauh dari budi perkerti dan etika islami, maka pada hakikatnya ia semakin jauh dari ruh dan system dasar islam, sehingga ia menjadi manusia robot yang tiada memiliki ruh dan perasaan.

Ibadah-ibadah dalam islam sangat erat kaitannya dengan akhlak. Setiap ibadah tidak bernilai bila tidak terekspresikan dalam bentuk akhlak yang utama. Shalat misalnya, telah dijelaskan oleh Allah bahwa ia dapat memelihara manusia dari perbuatan keji dan munkar”.

Demikian juga dengan puasa yang dapat mengantarkan kepada takwa yang merupakan akhlak yang paling agung, Allah berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”. [Al Baqarah: 183].

Puasa juga berbuahkan adab dan sopan santun, ketenangan dan ketentraman hati, sifat memaafkan orang lain dan kemauan berpaling dari orang-orang jahil, Nabi Saw bersabda: “Apabila datang hari berpuasa seseorang, maka janganlah berkata keji dan berbantah-bantahan, jika seseorang memakinya atau menentangnya hendaklah ia mengatakan: ‘sesungguhnya saya sedang berpuasa’ “. [Hadits Muttafaq ‘alaihi].

Zakat juga demikian, ia dapat membersihkan hati, menyucikan dan membebaskan jiwa dari penyakit bakhil, kikir, dan egois. Allah berfirman yang maksudnya: “Ambillah sebahagian dari harta mereka, yang dengannya engkau membersihkan dan menyucikan mereka”.

Sedangkan haji merupakan lapangan nyata untuk membersihkan dan menyucikan diri dari segala penyakit iri dan dengki, Allah berfirman yang artinya: Barangsiapa yang telah menetapkan niatnya dalam bulan itu untuk mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berbuat atau berkata yang tidak senonoh), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji”. [Al baqarah: 197].

Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan haji dengan tidak berbuat rafats dan fasik, niscaya ia kembali (bersih) dari dosanya seperti hari ia dilahirkan ibunya”. [hadits Muttafaq ‘alaihi].

Pokok-pokok Akhlak Islami
1.      Berlaku benar
Sifat benar adalah akhlak islam yang diperintahkan Allah Swt kepada seorang muslim, Ia berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah, dan jadilah kamu bersamanya orang-orang yang benar”. [At Taubah: 119].

Bersabda Rasulullah Saw: “hendaklah kamu berlaku benar, karena sifat benar akan membawa kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan membimbing masuk surge, seseorang yang selalu berlaku benar, dan besungguh-sungguh untuk selalu benar, sampai iadituliskan di sisi Allah sebagai Shiddiq (hamba yang sangat benar)”. [HR. Muslim].

2.      Jujur Menunaikan Amanah
Menunaikan amanah kepada ahlinya adalah akhlak islam yang diperintahkan Allah kepada setiap muslim, sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu mengembalikan semua amanah kepada yang berhak menerimanya”. [An Nissa’: 58].

Nabi Muhammad Saw dahulu dikenal di kalangan kaumnya dengan gelar “al Amiin” (orang yang jujur). Oleh sebab itu mereka selalu mempercayakan harta mereka kepadanya.

Ketika Allah mengizinkannya hijrah ke Madinah karena kerasnya intimidasi dari orang-orang musyirikin terhadapnya dan kaum muslimin, beliau hijrah setelah mengembalikan semua harta benda yang dititipkan kepada semua pemiliknya, pada hal mereka adalah orang-orang kafir. Walaupun demikian islam tetap memerintahkan mengembalikan semua amanah kepada pemiliknya.

3.      Menepati Janji
Di antara akhlak Islam yang agung adalah menepati janji. Allah berfirman yang artinya: “Dan tepatilah janji, karena janji itu akan dimintai pertanggung jawabannya”. [Al Israa’:34] Dan Ia berfirman pula: “(yaitu) orang-orang yang menepati janji, dan mereka tiada mengkhianati kesepakatan”. Menyalahi janji adalah salah satu sifat orang munafik yang disebutkan Nabi Saw.

4.      Tawadhu’ (merendahkan diri)
Di antara akhlak islami yang mesti diperhatikan oleh seorang muslim adalah sifat tawadhu’ kepada sesame muslim baik orang kaya maupun miskin. Allah Swt berfirman yang artinya: “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang berfirman”. [Al Hijr: 88].

Dan Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewayuhkan kepadaku’ agar kamu merendahkan diri, sampai tidak ada seorangpun yang berlaku sombong dan angkuh terhadap yang lain”. [HR. Muslim].

5.      Berbakti Kepada Orang Tua
Berbakti kepada ibu bapak adalah termasuk akhlak yang mulia, karena keduanya memiliki hak yang sangat besar pada anak-anaknya, setelah hak Allah Swt. Allah berfirman yang artinya: “Dan beribadahlah kepada Allah, jangan menyekutukan-nya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada orang tua mu”.

Allah Swt memerintahkan taat kepada keduanya, menyayangi dan merendahkan diri serta mendoakan keduanya, Ia berfirman yang artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahi tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. [Al Israa’: 24].

Seorang lelaki pernah dating kepada Nabi Saw dan bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak saya temani dengan baik?” Rasul menjawab: “Ibumu”. Ia berkata: Lalu siapa lagi?”. Nabi berkata “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi: “kemudian siapa?”. Nabi menjawab. “Ibumu”. Ia bertanya lagi: “kemudian siapa?”. Nabi menjawab: “kemudian Ayahmu”.

Berbakti dan berbuat baik kepada ibu bapa adalah fardhu ‘ain menurut kesepakatan kaum muslimin, bukan sekedar pelengkap yang bersifat anjuran semata.

6.      Menyambung Silaturrahmi
Di antara akhlak islami yang diwajibkan adalah menghubungkan silaturrahmi, sebab memutuskannya dapa menyebabkan pelakunya dilaknat dan terhalang masuk surga. Yang dimaksud dengan keluarga (Arham) di sini adalah Karib kerabat seperti: paman, bibi (saudara perempuan ayah atau ibu) dan lain-lain. Allah berfirman yang artinya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-nya telinga mereka dan dibutahkan-nya penglihatan mereka”. [Muhammad: 22-23].

Rasulullah Saw bersabda: “Tiada  akan masuk surge orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan”. [Muttafaq ‘alaihi].

7.      Berlaku Baik kepada Tetangga
Di antara akhlak Islam juga berlaku baik kepada tetangga. Tetangga adlaha orang yang tinggal di samping rumahmu. Yang paling berhak mendapatkan kebaikan dan penghargaan yang paling dekat kepadamu. Allah berfirman yang artinya: “Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapa, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh”. [An nisaa’:36].

Nabi Saw bersabda: “Jibril selalu memesankan tetangga kepadaku sehingga saya menduga bahwa tetangga akan dijadikannya ahli waris”. [Muttafaq ‘alaihi].
Dan Nabi Saw pernah berkata kepada Abu zarr ra: “Wahai Abu Zarr, Bila engkau memasak maraq (gulai) maka banyakkan kuahnya, dan tolong perhatikan tetangga-tetanggamu”. [HR. Muslim].

Seorang tetangga tetap punya hak ketetanggaannya sekalipun di orang kafir.

8.      Memuliakan Tamu
Memuliakan tamu adalah akhlak yang dianjurkan islam berdasarkan ‘sabda Rasulullah Saw: “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat hendaklah memuliahkan tamunya”. [Muttafaq ‘alaihi]

9.      Pemurah dan Dermawan
Salah satu akhlak Islam adalah pemurah dan dermawan. Allah telah memuji orang yang suka berinfak lagi pemurah dan dermawan dalam firman-Nya: “Orang-orang yang menginfaqkan harta mereka di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerimah) mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran trerhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [Al baqarah: 262].

Nabi Saw bersabda: “Barang siapa yang memiliki kelebihan kenderaan, hendaklah ia berikan kepada yang tidak punya kenderaan, dan siapa yang memiliki kelebihan bekal hendaklah ia kembalikan kepada yang tidak memiliki bekal”. [HR. Muslim].

10. Penyantun dan Sabar
Di antara akhlak islami adalah sifat penyantun, penyabar, pemaaf dan merelakan kesalahan orang lain serta mau menerima permohonan maaf orang yang mengakui kesalahannya. Allah Swt berfirman yang artinnya: “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan, yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”. [Asy Syuuraa: 43].

Dan firman-Nya pula: “dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?”. [An Nuur: 22].
Nabi Saw Bersabda: “sedekah tiada akan mengurangi harta, Allah tiada menambah seorang hamba pemaaf kecuali kemuliaan, tiada seorangpun yang merendahkan diri karena Allah, melainkan ia tinggikan derajatnya”. [HR. Muslim].

Dan beliau bersabda pula: “kasihilah niscaya kamu dikasihi, dan ampunkanlah niscaya kamu diampuni”. [HR. Ahmad].

11. Mendamaikan Manusia
Mendamaikan pertikaian adalah akhlak islami yang sangat agung yang dapat menebarkan cinta, kedamaian, dan semangat saling membantu antara sesame manusia. Allah berfirman yang artinya:Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyeruh (manusia) member sedekah, atau bebrbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami member kepadanya pahala yang besar”. [An Nisaa’: 144].

12. Sifat Malu
Sifat malu adalah akhlak islami yang mengajak mencapai kesempurnaan dan keutamaan serta menghalangi dari sifat-sifat rendah dan kekejian. Malu yang dimaksudkan adalah malu kepada Allah bila seorang muslim dilihatnya dalam maksiat. Demikian juga malu kepada manusia dan kepada diri sendiri, yang merupakan ekpresi iman yang ada dalam hati. Nabi Saw bersabda: “Sifat malu tidak mendatangkan selain kebaikan”. [Muttafaq ‘alaihi].

13. Kasih Sayang
Di antara akhlak islami adalah saling kasih dan saying, yang sudah lenyap dari jiwa banyak manusia, sehingga hati mereka menjadi keras bagaikan batu atau lebih keras lagi. Sedangkan orang mukmi bersifat penyayang merasa iba, mempunyai perasaan yang halus dan mudah tersentuh, Allah berfirman yang artinya: “Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih saying. Mereka adalah golongan kanan”. [Al Balad: 17-18].

Nabi Saw bersabda: “Perumpamaaan orang-orang beriman dalam saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh, bila salah satu anggotanya sakit anggota yang lain akan merasakan tidak tidur dan sakitnya”. [HR. Muslim].

14. Berlaku Adil
Di antara pokok-pokok akhlak islami adalah keadilan yang dapat menebarkan kentetraman jiwa, menyebabkan langgengnya keamanan dalam masyarakat, serta terhapusnya segala macam bentuk kehajatan. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu berlaku adil, berbuat baik dan member kepada karib kerabat”. [An Nahl: 90].

Dan Firmanya-Nya pula: “Dan berlaku adillah kamu, karena berlaku adil itu lebih dekat kepada ketakwaan”.
Nabi Saw bersabda: “sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah berada di atas mimbar-mimbar cahaya; yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hokum mereka, terhadap keluarga dan orang-orang yang mereka pimpin”.

15. Menjaga kesucian Diri
Menjaga kesucian diri adalah akhlak islami yang dapat mengawal kehormatan, dari percampuran keturunan, Allah berfirman: “Hendaklah orang-orang yang belum sanggup menikah menjaga kesucian dirinya sampai Allah mengaruniakannya kecukupan”.

Dan Rasulullah Saw bersabda: “Jaminlah olehmu enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagimu; Apabila seseorang dari kalian berbicara jangan bohong, apabila dipercaya jangan khianat, apabila berjanji jangan mungkir, tundukanlah pandanganmu, tahanlah tanganmu (dari berbuat dosa) dan peliharalah kemaluanmu”. [HR. Thabarany].

Inilah akhak-akhlak islami, tak satupun yang tidak dapat diterima, bahkan ia merupakan budi pekerti yang mulia yang sesuai dengan fitrah yang sehat. Jika kaum muslimin konsisten dengannya pasti orang akan berlomba-lombda dating kepada mereka memasuki agama Allah dengan berbondong-bondong seperti orang-orang terdahulu masuk islam disebabkan baiknya dan tingkah laku kaum muslimin.