Saat ini semakin
sering orang mendengar kata-kata 3D alias 3 dimensi. Lalu apakah yang terbayang
saat anda mendengar kata tersebut ? sebuah tayangan film bioskop yang
menampilkan film 3 dimensi, TV 3D, notebook 3D, atau malah mungkin saat ini
salah satu perangkat 3D sudah terpasang di ruangan rumah atau kantor anda.
Tak pelak
perkembangan 3D sudah merambah ke segala sector. Bahkan saat ini teknologi 3D
dibenamkan pada perangkat telekomunisi macam ponsel sehingga dimanapun dan kapanpun
konsumen dapat menikmati sensasi 3D dengan mudah. Hal ini ditandai dengan
kehadiran LG Optimus 3D dan HTC Evo 3D sebagai generasi awal ponsel 3D yang
dirilis ke publik.
Lalu sebenarnya
bagaimana cara kerja ponsel tersebut sehingga mampu menampilkan tayangan 3D di
mata pengguna? Dilihat dari ensiklopedia, kata 3 dimensi sebenarnya adalah
suatu bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar dan tinggi. Sehingga saat
tampilan gambar atau video ponsel tersaji pada satu ponsel 3D, suatu
gambar/video akan terlihat memiliki kedalaman dan perbedaan ruang antara satu
objek dengan objek yang lain.
Berbeda halnya
dengan saat Anda menonton film, pengguna tidak memerlukan kacamata khusus saat
menyaksikan tampilan 3D di ponsel. Teknologi 3D ponsel akan menghasilkan gambar
yang berbeda antara kanan dan kiri. Kemudian gambar akan diolah menjadi satu
oleh otak manusia sehingga menampilkan perbedaan kedalaman dan ruang.
Dalam memahami cara
kerja dari ponsel 3D ini, perlu dijelaskan bagaimana suatu system kacamata 3D
bekerja. Kacamata 3D membuat gambar pada film bioskop dan televise seperti
adegan 3 dimensi yang terjadi tepat di depan pengguna. Dengan objek bergerak
seakan akan keluar masuk layar dan menuju ke arah mata penonton. System ini
menggunakan kacamata berbeda warna. Biasanya dengan warna merah/hijau atau yang
lebih umum merah dan biru. Nah, pada ponsel 3D memiliki keunggulan dibandingkan
dengan film 3D di bioskop, dimana pengguna tidak perlu menggunakan kacamata 3D
khusus. Hal ini dikarenakan pada ponsel tersebut ada cahaya yang mengarahkan
sinar merah dan biru tersebut menggantikan fungsi kacamata 3D.
Pada ponsel 3D juga
telah dibenamkan teknologi Paralaks system. Paralaks adalah lapisan yang
ditempatkan di depan layar untuk menampilkan gambar stereoskopik (3D). lapisan
ini terdiri atas serangkaian celah kecil yang memungkinkan setiap mata manusia
melihat kumpulan piksel berbeda.
Namun sepertinya
teknologi 3D di ponsel juga masih memiliki beberapa kekurangan. Seperti mata
cepat lelah saat melihat tampilan 3D atau gambar tidak focus saat pengguna
melihat dari samping. Alhasil pengguna harus melihat gambar/video 3D dari arah
depan layar sehingga tampilan terlihat focus.