Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam, shalawat
dan salam semogah tercurah kepada penutup para Nabi dan Rasul, Nabi kita
Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.
Berikut ini adalah intisari ringkas tentang dasar-dasar
akidah islam, kami fokuskan pada hal-hal terpenting yang bersifat global, tanpa
memasuki hal-hal yang sifatnya terperinci dan mendetail.
Urgensi Akidah Bagi Seorang Muslim
Akidah adalah keimanan yang benar dan kuat dalam hati setiap
mukmin, yang punya peranan penting karena:
a.
Akidah
menyadarkan manusia bahwa ia adalah makhluk, pasti ada Pencipta yang maha agung
yang telah menjadikannya dengan sempurna dan mengaruniainya dengan bermacam
nikmat. Dialah Pencipta semua yang ada ini, tiada tuhan yang disembah dan
memiliki selain Dia (Allah swt).
b.
Akidah
mengenalkan kepada manusia, kenapa ia diciptakan? Ia diciptakan adalah untuk
beribadah kepada Allah semata, tiada sekutu baginya, untuk memakmurkan bumi dan
berusaha mewujudkan kemaslahatan bagi umat manusia.
c.
Akidah
juga mengingatkan manusia akan tujuan perjalanannya di dunia, apa yang akan ia
hadapi setelah hidup dan mati.
d.
Ia
juga mendatangkan perasaan sejuk, tenang, dan tentram, serta membangkitkan rasa
bergairah, harapan dan kesabaran dalam jiwa manusia.
e.
Akidah
juga menjadi pendorong manusia berbuat kebaikan dan menunaikan tugas kewajiban,
mengingatkan mereka untuk tidak berbuat aniaya, melampui batas dan kerusakan di
permukaan bumi.
f.
Akidah
Islam mengajak untuk saling menolong, mengikat persaudaraan, meningkatkan
solidaritas antar manusia. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara”. [Al Hujuraat: 10].
Dasar-Dasar Akidah Islamiah
Akidah islamiah
terbentuk atas rukun iman yang enam:
1.
Iman
kepada Allah swt.
2.
Iman
kepada malaikat.
3.
Iman
kepada kitab-kitab samawy.
4.
Iman
kepada para rasul.
5.
Iman
kepada hari akhirat.
6.
Iman
kepada qadar baik dan buruk.
Pertama: Iman Kepada Allah
Apakah makna iman
kepada Allah?
Makna iman kepada
Allah adalah membenarkan dengan sungguh-sungguh
akan wujud (eksistensi) Allah Ta’aala, bahwa Dialah pencipta segala
sesuatu, pengatur seluruh alam, tiada sukutu baginya. Sesungguhnya Allah swt
Maha Esa, yang bergantung kepadanya segala sesuatu, tiada beranak dan
dipernakkan, tiada sesuatupun yang menyerupai dan setara dengannya.
Memiliki sifat-sifat
kesempurnaan dan keagungan, Maha Suci dari segala kekurangan. Oleh sebab itu
Dialah yang berhak disembah, tiada sekutu baginya, beribadah kepada selainnya
adalah syirik dan kesesatan.
Unsur-unsur Iman Kepada Allah
Iman yang bermanfaat
bagi seseorang di dunia dan akhirat mengandung tiga unsur berikut:
1.
Mengikrarkan
dengan lidah; bahwa tiada tuhan yang disembah dengan hak selain Allah, dan Nabi
Muhammad saw adalah utusan Allah.
2.
Membenarkan
dengan hati, bukan seperti orang-orang munafik yang mengatakan dengan lidah apa
yang tidak mereka yakini dalam hati.
3.
Mengamalkan
dengan anggota, dengan menunaikan segala kewajiban, meninggalkan seluruh
larangan dan bertingkah laku dengan akhlak yang islami. Sebab amalan adalah
bukti nyata atas keimanan yang sungguh-sungguh.
Apakah frekuensi iman itu stabil, tidak bertambah atau
berkurang ?
Iman mengalami
perubahan; bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan ketaatan dan berkurang
dengan kemaksiatan, Allah berfirman yang artinya: “Dan supaya orang-orang yang
beriman bertambah keimanan mereka”. [Al Muddatsir: 31].
Apakah dalil yang membuktikan adanya Allah ?
Dalil-dalil yang
membuktikan adanya Allah swt, antara lain:
1. Fitrah. Setiap
manusia pasti mempunyai rasa (insting) akan adanya Allah, bahkan orang yang
mengingkarinya sekalipun akan merasakan insting ini; “Mereka mengingkarinya, padahal hati mereka meyakininya…”.
2. Akal. Setiap
orang yang berakal pasti tahu bahwa alam semesta ini ada Tuhan yang menciptakan
dan mengaturnya. Oleh sebab itu orang-orang berakal dari kalangan ilmuan dan
pemikir dahulu mengakui adanya Allah Ta’aala.
3. Makhluk.
Setiap makhluk yang anda lihat, baik yang berada di bumi ataupun yang di
angkasa, membuktikan adanya Sang Pencipta Yang Maha Agung. Setiap yang ada di
depan kita seperti mobil, pesawat terbang, kapal laut dan segala macam
peralatan pasti ada yang membuatnya, lalu bagaimana dengan alam raya yang luas
ini?. Dahulu kala seorang awam dari kalangan kaum muslimin pernah melontarkan
ucapan “Tahi onta pasti menunjukkan adanya onta, jejak telapak kaki menunjukkan
adanya yang lewat, langit yang dihiasi bintang-bintang, bumi yang mempunyai
jurang-jurang dan laut yang diliputi gelombang, bukankah tanda adanya Allah
Yang Maha Halus lagi Mengetahui… ?”.
4. Kerapian ciptaan. Di antara bukti adanya Sang Maha Pencipta swt adalah kerapian ciptaan
yang sangat menakjubkan, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Ciptaan Allah yang menciptakan segala
sesuatu dengan rapi dan sempurna”.
5. Tidak ada satu makhluk pun yang mengklaim bahwa ia adalah pencipta dirinya
atau pencipta yang lain. Maka ada dua pilihan; bahwa seluruh makhluk ini
tercipta secara kebetulan, atau Allah-lah yang menciptakannya. Yang pertama
jelas tidak mungkin, karena suatu kebetulan tidak mungkin menciptakan system
yang sangat teratur dan menakjubkan sepanjang masa. Maka dari itu tidak ada
kemungkinan lain kecuali Allah-lah yang menciptakan makhluk dan mengatur alam
raya ini.
Contoh Kerapian Ciptaan:
1.
Penciptaan manusia. Allah swt berfirman yang artinya:
“Dan sesungguhnya jani telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu, Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu,
Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu, kami bungkus dengan
daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”. [Al Mukminuun: 12-15].
2.
Matahari dan Bulan. Allah Berfirman yang artinya: “Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan
telah kami tetapkan bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah sampai ke manzilah
yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin
bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan
masing-masing beredar pada garis edarnya”. [Yaasin: 38:40].
Apakah faedah beriman kepada Allah ?
Keimanan kepada Allah dapat menghasilkan faedah yang sangat
banyak, antara lain:
1.
Bertambah
keimanan.
2.
Melakukan
amal shaleh dan menjauhi perbuatan keji.
3.
Ketentraman
jiwa dan ketenangan hati.
4.
Bebas
dari penghambatan kepada selain Allah.
Tauhid Dan Macam-Macamnya
Apakah
tauhid itu?
Tauhid
adalah Meng-esakan Allah swt dengan memberikan ibadah, ketaatan dan ketundukan
kepadanya semata.
Apakah
jenis-jenis Tauhid itu?
Tauhid
terbagi tiga (3) macam:
1.
Tauhid
Rububiyah, yaitu berkeyakinan bahwa sesungguhnya hanya Allah Ta’aala yang
menciptakan, yang member rezki, yang menghidupkan, yang mematikan, yang member
manfaat dan mudharat dan yang mengatur ala mini. Dengan hanya berkeyakinan
seperti ini belum cukup menjadikan seseorang sebagai muslim, bahkan ia mesti mengakui
dua macam tauhid berikut.
Tauhid Uluuhiyah, yaitu meng-esakan Allah swt dengan hanya beribadah kepadanya, tidak menyukutakannya dalam ibadah-ibadah, seperti menyembelih, benazar, berdoa dan takut, serta tidak menunjukkan satupun jenis ibadah kepada selain Allah.
Tauhid Uluuhiyah, yaitu meng-esakan Allah swt dengan hanya beribadah kepadanya, tidak menyukutakannya dalam ibadah-ibadah, seperti menyembelih, benazar, berdoa dan takut, serta tidak menunjukkan satupun jenis ibadah kepada selain Allah.
3.
Tauhid
al Asmaa wa al Shifaat, yaitu membenarkan semua nama-nama yang baik (al Asmaa
al Husnaa) dan sifat-sifat yang tinggi yang dibenarkan Allah swt bagi dirinya.
Demikian juga yang dibenarkan oleh Rasulullah Saw. Demikian juga menafikan semua
yang dinafikannya dan dinafikan oleh Rasulnya berupa sifat-sifat kekurangan dan
tercela yang tidak layak baginya. Allah swt tiada yang menyamainya baik pada
zat, nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatannya, “Tiada satupun yang sama dengannya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”. [Al Syuuraa: 11].
Syirik Dan Pembagiannya
Apakah
syirik itu, dan berapa pembagiannya?
Syirik
terbagi dua:
Pertama:
Syirik dalam Rububiyah, yaitu keyakinan seseorang bahwa Allah bersekutu
menjadikan atau mengatur sebagian makhluk.
Kedua:
Syirik dalam ibadah, terbagi kepada dua bagian: Syirik besar dan syirik kecil.
Syirik
besar yaitu: Seseorang hamba menunjukkan salah satu jenis ibadah seperti
berdoa, berharap dan tawakkal kepada selain Allah. Amalan seperti ini dapat
mengeluarkan seseorang dari agama dan pelakunya dihukum musyrik dan kafir kekel
dalam neraka.
Syirik
kecil yaitu: Setiap perkataan atau amalan yang dapat membawa kepada syirik
besar, seperti bersumpah dengan selain Allah, sedikit riya dan menjadikan kuburan
sebagai masjid. Orang yang melakukan ini telah melakukan dosa yang sangat
besar, walaupun belum keluar dari agama.
Bahaya Syirik Besar
Syirik
besar dapat mengeluarkan seseorang dari agama islam, dan memasukkannya ke dalam
golongan orang yang kafir.
Orang yang
meninggal dalam keadaan musyrik dosanya tidak akan diampuni oleh Allah,
sebagaimana Firmannya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) yang
menyekutukannya dan mengampuni dosa-dosa selain itu bagi siapa yang
dikehendakinya”.
Syirik
menyebabkan seseorang kekal di neraka bersama orang-orang kafir. Allah
berfirman yang artinya: “Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surge, dan tempatnya
ialah neraka”. [Al Maaidah: 72].
Syirik juga
menggurkan semua amalan, Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya jika engkau (hai Muhaamad) berbuat syirik nicaya
batallah amalanmu, dan pasti engkau termasuk golongan-golongan yang merugi”.
Kedua: Iman Kepada
Malaikat
Siapakah malaikat itu?
Malaikat
adalah alam murni yang tidak dapat dilihat, hanya Allah yang mengetahui
hakikatnya. Mereka adalah hamba-hamba yang dimuliahkan yang tiada pernah
melanggar perintah Allah dan mengerjakan semua apa yang disuruh. Allah
menciptakan mereka karena hikmah yang banyak.
Apakah tugas-tugas malaikat?
Malaikat
mempunyai tugas yang berbeda berdasarkan golongan mereka:
1.
Di
antara mereka ada yang ditugaskan menurunkan wahyu kepada para nabi, yaitu
jibril as sebagai malaikat yang paling utama dan paling besar.
2.
Ada yang bertugas mencabut nyawa manusia
menjelang kematian, mereka adalah malaikat mau bersama pembantu-pembantunya.
3.
Ada yang ditugaskan meniup sangkakala,
yaitu malaikat Israfil as yang akan meniup sangkakala dua kali tiupan; yang
pertama untuk mematikan semua makhluk hidup, yang kedua untuk membangkitkan
mereka dari kematian kemudian mengadakan perhitungan (hisab).
4.
Ada yang bertugas menjaga surga dan
neraka serta mengatur penghuni keduanya.
5.
Di
antara mereka para pencatat seluruh ucapan dan perkataan manusia (Kiraamun
Kaatibuun).
6.
Ada malaikat penjaga yang ditugaskan
menjaga manusia di setiap tempat dan waktu.
7.
Di
antara mereka ada dua malaikat yang ditugaskan untuk menanyai si mayit dalam
kuburnya; Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?
Apa maksudnya beriman kepada
malaikat?
Beriman
kepada malaikat maksudnya adalah percaya dengan keberadaannya mereka, dengan
sifat-sifatnya dan pekerjaan mereka yang kita ketahui.
Apakah pengaruh beriman kepada
malaikat?
1.
Mengenal
kebesaran Allah Yang Maha Kuasa menciptakan jenis malaikat.
2.
Mengambil
faedah dari keberadaan mereka dalam perlindungan, perhatian, doa, dan istigfar
bagi manusia beriman.
3. Tekad
yang kuat untuk berbuat keataan dan menajuhi kemaksiatan, karena orang yang
menyadari bahwa Allah telah menegaskan malaikat untuk mengawasi segala ucapan
dan perbuatannya akan tertarik untuk berbuat taat, dan takut berbuat maksiat.
4. Menimbulkan
rasa syukur kepada Allah atas inyahnya terhadap bani Adam berupa malaikat yang
ditugaskannya menjaga dan melindungi mereka.
5.
Bertambahnya
keimanan dengan mencintai para malaikat
6.
Bersiap
menghadapi hari akhirat dengan selalu mengingat malaikat maut, dan penjaga
surga dan neraka.
Ketiga: Iman kepada Kita-Kitab
Secara
global seorang muslim beriman bahwa Allah telah menurunkan beberapa kita kepada
para Nabi dan Rasulnya, agar mereka sampaikan kepada manusia. Dan kita beriman
secara terperinci terhadap kitab-kitab yang disebutkan namanya kepada kita.
Apakah isi kitab-kitab tersebut?
Kitab-kitab
tersebut berisi ajakan kepada tauhid dan ibadah kepada Allah, beriman kepadanya
dan hari akhir, anjuran berakhlak yang mulia, melakukan amalan-amalan yang
utama serta peringatan dari tingkah laku dan perbuatan buruk.
Sebutkan kitab-kitab samawy yang
disebutkan dalam Al Quran?
1.
Al
Quran Al Karim, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
2.
Al
Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa alaihisalam.
3.
Al
Injil, diturunkan kepada Nabi Isa alaihisalam.
4.
Al
Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud alaihisalam.
5.
Shuhuf
Ibrahim dan Musa alaihisalam.
Iman kepada kitab-kitab mencakup apa
saja?
Iman kepada
kitab-kitab meliputi keimanan kita bahwa kitab-kitab tersebut adalah firman
Allah yang diturunkan kepada para Nabi, kita mempercayai yang disebutkan kepada
kita, membenarkan segala berita yang shahih tentangnya. Kita juga parcaya bahwa
Al Quran adalah kitab yang terutama, penutup, dan penghapus (syari’ah)
kitab-kitab sebelumnya, serta yang menguasai dan membenarkannya. Al Quran juga
merupakan kitab yang mesti diikuti oleh segenap umat manusia, disamping sunnah
Nabi Muhammad Saw yang shahih. Kita juga yakin bahwa kita-kitab yang lain telah
hilang dan mengalami perubahan serta penyelewangan. Sedangkan Al Quran adalah
firman Allah yang tidak mengalami perubahan dan Allah yang tidak mengalami
perubahan dan pernggantian seperti yang difirmankan Allah swt: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Az
Zikr (Al Quran), dan sesungguhnya Kamilah yang akan menjaganya”.
Apakah pengaruh beriman kepada
kitab-kitab?
1.
Mengenal
rahmatnya Allah swt kepada hambanya, di mana Ia turunkan kepada mereka
kitab-kitab yang menjelaskan jalan hak dan yang bathil.
2.
Mengenali
kesempurnaan hikmah ilahiah, dengan mengundangkan atas setiap kaum syari’ah
yang sesuai dengan mereka.
3.
Mencapai
hidayah dengan mengikuti kitab terakhir, yaitu Al Quran Al karim.
4.
Mendekatkan
diri kepada Allah dengan membaca Al Quran, dan mengamalkan kandungan hokum dan
pelajarannya.
Apakah hukum orang yang beriman
kepada sebahagian kitab dan mengingkarinya yang lain?
Orang yang
beriman kepada sebagian kitab dan mengingkari yang lain tidak diterima imannya,
bahkan diangap ingkar kepada semua kitab.
Apa buktinya bahwa kitab-kitab
terdahulu mengalami perubahan?
1.
Bahwa
Allah tidak menjamin pemiliharaannya sebagaimana Ia menjamin Al Quran.
2.
Bahwa
kitab-kitab tersebut telah hilang dan lenyap. Setelah itu baru di tulis
kembali, sehingga jelas sekali penyelewengan, penggantian dan perubahan yang
terjadi padanya.
3.
Di
dalam kitab-kitab tersebut terdapat banyak pertentangan.
4.
Bahwa
dalam kitab tersebut ditemukan penghinaan terhadap Tuhan, dengan memberinya
sifat-sifat kekurangan.
5.
Di
dalamnya didapatkan kebohongan terhadap Nabi dan Rasul, dengan menisbatkan
kekejian dan dosa-dosa besar kepada mereka.
Apakah
bukti bahwa Al Quran tidak mengalami penyelewengan?
1. Sesungguhnya Allah telah menjamin pemeliharaannya “Sesungguhnya Kami yang
menurunkan Az Zikr (Al Quran), dan sesungguhnya Kamilah yang akan memeliharanya”.
2. Kaum muslimin telah menghafalkan
sejak turunnya sampai sekarang, bahkan sampai hari kiamat. Mereka menghafalnya
dalam hati dan mengumpulkan dalam sati kitab.
3. Kaum muslimin melakukan taqorrub
(medekatkan diri) kepada Allah dengan membaca dan menghafalnya.
4. Semua kandungannya saling
membenarkan, tidak ada pertentangan didalamnya.
5. Al Quran banyak mengabarkan sesuatu
yang akan terjadi, yang kemudian terjadi seperti yang di kabarkannya. Demikian
pula Al Quran tidak bertentangan dengan penemuan-penemuan dan hakikat-hakikat
ilmiah.
Apakah
kewajiban kita terhadap Al Quran?
1.
Mencintai
dan mengangungkannya, karena adalah firman Allah swt.
2.
Beribadah
dengan selalu membaca, menghafal, dan memperhatikan ayat-ayatnya.
3. Mengamalkan
hokum-hukumnya serta bertingkah laku sesuai dengan akhlak dan etika yang ada di
dalamnya.
4.
Mengembalikan
segala urusan hidup kita kepada hukumnya.
Keempat : Iman Kepada
Para Rasul Saw
Beriman
kepada semua nabi dan Rasul yang diutus Allah Swt untuk membawa petunjuk kepada
segenap makhluk adalah wajib. Rasul yang pertama adalah Nuh alaihissalam, dan
terakhir adalah Muhammad Saw.
Apakah
tabiat dan keistimewaan para rasul?
Para rasul adalah manusia terbaik dan terpilih. Sebagian mereka
lebih utama dari yang lain, dan yang terutama dari mereka adalah ulul ‘azmi.
Mereka adalah: Nuh, Ibrahim, Isa dan Muhammad alaihimus shalatu wassalam. Dan
yang paling mulia di antara mereka adalah Nabi Muhammad Saw.
Di samping
itu para rasul adalah manusia biasa yang tidak boleh disembah dan berdoa kepada
mereka. Mereka juga makan dan minum, sakit dan mati, demikian juga dengan semua
yang menimpa anak manusia. Walaupun demikian kita mesti mencintai, mengikuti
dan menolong mereka serte berlepas diri dari musuh-musuh mereka.
Apakah
cakupan iman kepada para rasul?
Iman kepada
para rasul meliputi iman kepada risalah yang mereka bawa, percaya kepada
berita-berita yang benar tentang mereka. Ia juga meliputi pengalaman syari’ah
Nabi penutup Muhammad Saw yang diutus seluruh manusia.
Sebutkan
bebarapa pengaruh dari beriman kepada rasul!
1.
Mendekatkan
diri kepada Allah swt dengan mengikuti dan mencintai para rasul.
2.
Mengenal
kasih sayang allah swt terhadap hambanya dengan mengutus para rasul kepada
mereka.
3.
Menngambil
ibah dan pelajaran dari kisah para nabi dan rasul.
Apa
hukumannya orang yang mengaku nabi setelah Nabi Muhammad Saw?
Hukumannya
adalah kafir, Karena ia telah mendustakan Al Quran dan As sunnah serta berbuat
kebohongan besar kepada Allah.
Apa
hukumnya orang yang beriman kepada sebagian rasul saja?
Hukumnya
adalah kafir, karena ia mendustakan Al Quran, As sunnah dan semua kitab.
Seorang yang beriman dengan suluruh rasul, tetapi mengingkari satu orang rasul
saja sama dengan orang mengingkari semuanya. Allah berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Allah dan rasulnya, dan mereka
hendak membeda-bedakan antara Allah dan rasulnya seraya berkata: Kami beriman
kepada sebahagian (rasul) dan kufur kepada sebahagian (yang lain)…” [An Nisaa’:
150-152].
Kelima: Iman Kepada
Hari Akhir
Seorang
muslim percaya akan hari akhir. Pada hari itu Allah membangkitkan manusia dari
kubur untuk menerima perhitungan dan ganjaran.
Apakah yang
tercakup dalam iman kepada hari akhir?
1.
Mempercayai
kebangkitan, yaitu menghidupkan dan membangkitkan kembali orang-orang mati dari
kubur dengan ruh dan badan mereka.
2.
Mempercayai
penghimpunan, yaitu pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari kubur.
3.
Beriman
akan adanya perhitungan dan pembalasan. Orang baik akan dibalas dengan
kebaikan, dan orang jahat akan mendapatkan ganjaran keburukan pula.
4.
Beriman
akan adanya surge dan neraka. Surga sebagai tempat kembali orang-orang bertakwa
yang taat kepada Allah dan mengikuti para rasul alaihis shalatu wassalam.
Neraka adalah tempat tinggal orang-orang kafir dan zhalim, mereka yang kufur
kepada Allah dan ingkar kepada para rasul alaihimush shalatu wassalam.
5.
Berhubungan
dengan iman kepada hari akhir juga:
a.
Memberikan
adanya tanda-tanda hari kiamay yang terjadi menjelang datangnya hari kiamat,
antara lain: terbitnya matahari dari barat, keluarnya dabbah (binatang) dan
Dajjal.
b.
Memberikan
adanya fitnah kubur, pertanyaan dua malaikat, azab, dan nikmat kubur.
c.
Membenarkan
adanya timbangan, haudh (kolam nabi), shirat, syafa’at, dan orang-orang mukmin
melihat Rabb mereka pada hari kiamat.
Apakah
pengaruh beriman kepada Hari Akhir?
1.
Bertakwa
kepada Allah, dan merasakan pengawasannya.
2.
Berbuat
taat kepada Allah dan menjauhkan diri dari maksiat.
3.
Bersiap
menghadapi hari akhir dengan selalu bertaubat dan intropeksi diri.
4.
Sabar
menghadapi cobaan dan mengharapkan pahala di sisi Allah swt.
5.
Mengingatkan
manusia agar tidak terus-menerus berbuat zhalim dan melampui batas.
Keenam: Beriman Kepada
Qadar
Beriman
kepada qadar artinya adalah membenarkan dengan sungguh-sungguh bahwa setiap
yang terjadi di ala mini berlaku sesuai dengan ilmu dan ketentuan Allah di
azal. Apa yang dikehendakinya terjadi pasti terjadi, demikian pula sebaliknya.
Tingkatan
qadar:
Ketentuan
(Qadar) itu ada empat tingkatan:
1.
Ilmu,
maknanya Allah swt mengetahui apa yang telah terjadi, yang akan terjadi, yang
sedang terjadi dan apa yang tidak terjadi seandainya terjadi bagaimana
kejadiannya, semua itu tak satupun yang luput dari ilmu Allah, baik kecil
maupub besar.
2.
Penulisan,
maknanya Allah swt telah mencatat semua yang telah terjadi dan apa yang akan
terjadi berupa ucapan, perbuatan, keadaan, gerakan dan diam dalam sebuah kitab
di sisinya.
3.
Masyi-ah
dan Iradah (kehendak), segala yang terjadi di alam ini berlaku dengan kehendak
Allah semata.
4.
Penciptaan
dan kekuasaan, segala yang ada di alam ini adalah dengan ciptaan dan kekuasaaan
Allah, tiada yang bersekutu dengannya.
Kalau
begitu apakah manusia boleh meninggalkan amal dengan keyakinan bahwa segala
sesuatu telah ditakdirkan baginya?
Hal
demikian sama sekali tidak boleh membuat manusia malas beramal, karena ia tidak
tahu apa yang dituliskan baginya. Allah swt telah mengaruniainya kehendak dan
kemampuan untuk membedakan sesuatu yang bermafaat dan bermudharat, karena itu
ia mesti berbuat taat dan meninggalkan maksiat. Jangan sekali-kali berbuat
maksit dengan dalih bahwa itu telah ditakdirkan baginya. Ia juga mesti berusaha
melakukan sebab-sebab yang dapat membawa keselamatan baginya di dunia dan
akhirat, kemudian baru boleh bertawakkal kepada Allah Ta’aala.
Apakah
pengaruhnya keimanan kepada Qadar?
1.
Ketentraman
perasaan, ketenangan jiwa dan ketegaran hati.
2.
Bertambahnya
iman, karena iman bertambah dengan berbuat taat.
3.
Bersifat
qana’ah (merasa cukup), meninggalkan sifat dengki dan dengan apa yang dibagikan
Allah swt.
4.
Sabar
dan tegar menghadapi kesulitan.