stack
[Close]

Jumat, 11 November 2011

Inilah islam (Rukun-Rukun Iman)


Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam semogah tercurah kepada penutup para Nabi dan Rasul, Nabi kita Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.

Berikut ini adalah intisari ringkas tentang dasar-dasar akidah islam, kami fokuskan pada hal-hal terpenting yang bersifat global, tanpa memasuki hal-hal yang sifatnya terperinci dan mendetail.

Urgensi Akidah Bagi Seorang Muslim
Akidah adalah keimanan yang benar dan kuat dalam hati setiap mukmin, yang punya peranan penting karena:
a.     Akidah menyadarkan manusia bahwa ia adalah makhluk, pasti ada Pencipta yang maha agung yang telah menjadikannya dengan sempurna dan mengaruniainya dengan bermacam nikmat. Dialah Pencipta semua yang ada ini, tiada tuhan yang disembah dan memiliki selain Dia (Allah swt).
b.     Akidah mengenalkan kepada manusia, kenapa ia diciptakan? Ia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah semata, tiada sekutu baginya, untuk memakmurkan bumi dan berusaha mewujudkan kemaslahatan bagi umat manusia.
c.     Akidah juga mengingatkan manusia akan tujuan perjalanannya di dunia, apa yang akan ia hadapi setelah hidup dan mati.
d.     Ia juga mendatangkan perasaan sejuk, tenang, dan tentram, serta membangkitkan rasa bergairah, harapan dan kesabaran dalam jiwa manusia.
e.     Akidah juga menjadi pendorong manusia berbuat kebaikan dan menunaikan tugas kewajiban, mengingatkan mereka untuk tidak berbuat aniaya, melampui batas dan kerusakan di permukaan bumi.
f.        Akidah Islam mengajak untuk saling menolong, mengikat persaudaraan, meningkatkan solidaritas antar manusia. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara”. [Al Hujuraat: 10].

Dasar-Dasar Akidah Islamiah
Akidah islamiah terbentuk atas rukun iman yang enam:
1.      Iman kepada Allah swt.
2.      Iman kepada malaikat.
3.      Iman kepada kitab-kitab samawy.
4.      Iman kepada para rasul.
5.      Iman kepada hari akhirat.
6.      Iman kepada qadar baik dan buruk.

Pertama: Iman Kepada Allah
Apakah makna iman kepada Allah?
Makna iman kepada Allah adalah membenarkan dengan sungguh-sungguh  akan wujud (eksistensi) Allah Ta’aala, bahwa Dialah pencipta segala sesuatu, pengatur seluruh alam, tiada sukutu baginya. Sesungguhnya Allah swt Maha Esa, yang bergantung kepadanya segala sesuatu, tiada beranak dan dipernakkan, tiada sesuatupun yang menyerupai dan setara dengannya.

Memiliki sifat-sifat kesempurnaan dan keagungan, Maha Suci dari segala kekurangan. Oleh sebab itu Dialah yang berhak disembah, tiada sekutu baginya, beribadah kepada selainnya adalah syirik dan kesesatan.

Unsur-unsur Iman Kepada Allah
Iman yang bermanfaat bagi seseorang di dunia dan akhirat mengandung tiga unsur berikut:
1.      Mengikrarkan dengan lidah; bahwa tiada tuhan yang disembah dengan hak selain Allah, dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah.
2.      Membenarkan dengan hati, bukan seperti orang-orang munafik yang mengatakan dengan lidah apa yang tidak mereka yakini dalam hati.
3.      Mengamalkan dengan anggota, dengan menunaikan segala kewajiban, meninggalkan seluruh larangan dan bertingkah laku dengan akhlak yang islami. Sebab amalan adalah bukti nyata atas keimanan yang sungguh-sungguh.

Apakah frekuensi iman itu stabil, tidak bertambah atau berkurang ?
Iman mengalami perubahan; bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan, Allah berfirman yang artinya: “Dan supaya orang-orang yang beriman bertambah keimanan mereka”. [Al Muddatsir: 31].

Apakah dalil yang membuktikan adanya Allah ?
Dalil-dalil yang membuktikan adanya Allah swt, antara lain:
1.     Fitrah. Setiap manusia pasti mempunyai rasa (insting) akan adanya Allah, bahkan orang yang mengingkarinya sekalipun akan merasakan insting ini; “Mereka mengingkarinya, padahal hati mereka meyakininya…”.
2.     Akal. Setiap orang yang berakal pasti tahu bahwa alam semesta ini ada Tuhan yang menciptakan dan mengaturnya. Oleh sebab itu orang-orang berakal dari kalangan ilmuan dan pemikir dahulu mengakui adanya Allah Ta’aala.
3.     Makhluk. Setiap makhluk yang anda lihat, baik yang berada di bumi ataupun yang di angkasa, membuktikan adanya Sang Pencipta Yang Maha Agung. Setiap yang ada di depan kita seperti mobil, pesawat terbang, kapal laut dan segala macam peralatan pasti ada yang membuatnya, lalu bagaimana dengan alam raya yang luas ini?. Dahulu kala seorang awam dari kalangan kaum muslimin pernah melontarkan ucapan “Tahi onta pasti menunjukkan adanya onta, jejak telapak kaki menunjukkan adanya yang lewat, langit yang dihiasi bintang-bintang, bumi yang mempunyai jurang-jurang dan laut yang diliputi gelombang, bukankah tanda adanya Allah Yang Maha Halus lagi Mengetahui… ?”.
4.     Kerapian ciptaan. Di antara bukti adanya Sang Maha Pencipta swt adalah kerapian ciptaan yang sangat menakjubkan, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Ciptaan Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan rapi dan sempurna”.
5.     Tidak ada satu makhluk pun yang mengklaim bahwa ia adalah pencipta dirinya atau pencipta yang lain. Maka ada dua pilihan; bahwa seluruh makhluk ini tercipta secara kebetulan, atau Allah-lah yang menciptakannya. Yang pertama jelas tidak mungkin, karena suatu kebetulan tidak mungkin menciptakan system yang sangat teratur dan menakjubkan sepanjang masa. Maka dari itu tidak ada kemungkinan lain kecuali Allah-lah yang menciptakan makhluk dan mengatur alam raya ini.

Contoh Kerapian Ciptaan:
1.      Penciptaan manusia. Allah swt berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya jani telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu, Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu, Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu, kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”. [Al Mukminuun: 12-15].
2.      Matahari dan Bulan. Allah Berfirman yang artinya: “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah kami tetapkan bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. [Yaasin: 38:40].

Apakah faedah beriman kepada Allah ?
Keimanan kepada Allah dapat menghasilkan faedah yang sangat banyak, antara lain:
1.      Bertambah keimanan.
2.      Melakukan amal shaleh dan menjauhi perbuatan keji.
3.      Ketentraman jiwa dan ketenangan hati.
4.      Bebas dari penghambatan kepada selain Allah.

Tauhid Dan Macam-Macamnya
Apakah tauhid itu?
Tauhid adalah Meng-esakan Allah swt dengan memberikan ibadah, ketaatan dan ketundukan kepadanya semata.

Apakah jenis-jenis Tauhid itu?
Tauhid terbagi tiga (3) macam:
1.           Tauhid Rububiyah, yaitu berkeyakinan bahwa sesungguhnya hanya Allah Ta’aala yang menciptakan, yang member rezki, yang menghidupkan, yang mematikan, yang member manfaat dan mudharat dan yang mengatur ala mini. Dengan hanya berkeyakinan seperti ini belum cukup menjadikan seseorang sebagai muslim, bahkan ia mesti mengakui dua macam tauhid berikut.
      Tauhid Uluuhiyah, yaitu meng-esakan Allah swt dengan hanya beribadah kepadanya, tidak menyukutakannya dalam ibadah-ibadah, seperti menyembelih, benazar, berdoa dan takut, serta tidak menunjukkan satupun jenis ibadah kepada selain Allah.
3.          Tauhid al Asmaa wa al Shifaat, yaitu membenarkan semua nama-nama yang baik (al Asmaa al Husnaa) dan sifat-sifat yang tinggi yang dibenarkan Allah swt bagi dirinya. Demikian juga yang dibenarkan oleh Rasulullah Saw. Demikian juga menafikan semua yang dinafikannya dan dinafikan oleh Rasulnya berupa sifat-sifat kekurangan dan tercela yang tidak layak baginya. Allah swt tiada yang menyamainya baik pada zat, nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatannya, “Tiada satupun yang sama dengannya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. [Al Syuuraa: 11].

Syirik Dan Pembagiannya
Apakah syirik itu, dan berapa pembagiannya?
Syirik terbagi dua:
Pertama: Syirik dalam Rububiyah, yaitu keyakinan seseorang bahwa Allah bersekutu menjadikan atau mengatur sebagian makhluk.
Kedua: Syirik dalam ibadah, terbagi kepada dua bagian: Syirik besar dan syirik kecil.

Syirik besar yaitu: Seseorang hamba menunjukkan salah satu jenis ibadah seperti berdoa, berharap dan tawakkal kepada selain Allah. Amalan seperti ini dapat mengeluarkan seseorang dari agama dan pelakunya dihukum musyrik dan kafir kekel dalam neraka.

Syirik kecil yaitu: Setiap perkataan atau amalan yang dapat membawa kepada syirik besar, seperti bersumpah dengan selain Allah, sedikit riya dan menjadikan kuburan sebagai masjid. Orang yang melakukan ini telah melakukan dosa yang sangat besar, walaupun belum keluar dari agama.

Bahaya Syirik Besar
Syirik besar dapat mengeluarkan seseorang dari agama islam, dan memasukkannya ke dalam golongan orang yang kafir.

Orang yang meninggal dalam keadaan musyrik dosanya tidak akan diampuni oleh Allah, sebagaimana Firmannya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) yang menyekutukannya dan mengampuni dosa-dosa selain itu bagi siapa yang dikehendakinya”.
Syirik menyebabkan seseorang kekal di neraka bersama orang-orang kafir. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang yang  mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surge, dan tempatnya ialah neraka”. [Al Maaidah: 72].

Syirik juga menggurkan semua amalan, Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya jika engkau (hai Muhaamad) berbuat syirik nicaya batallah amalanmu, dan pasti engkau termasuk golongan-golongan  yang merugi”.

Kedua: Iman Kepada Malaikat
Siapakah malaikat itu?
Malaikat adalah alam murni yang tidak dapat dilihat, hanya Allah yang mengetahui hakikatnya. Mereka adalah hamba-hamba yang dimuliahkan yang tiada pernah melanggar perintah Allah dan mengerjakan semua apa yang disuruh. Allah menciptakan mereka karena hikmah yang banyak.

Apakah tugas-tugas malaikat?
Malaikat mempunyai tugas yang berbeda berdasarkan golongan mereka:
1.      Di antara mereka ada yang ditugaskan menurunkan wahyu kepada para nabi, yaitu jibril as sebagai malaikat yang paling utama dan paling besar.
2.      Ada yang bertugas mencabut nyawa manusia menjelang kematian, mereka adalah malaikat mau bersama pembantu-pembantunya.
3.      Ada yang ditugaskan meniup sangkakala, yaitu malaikat Israfil as yang akan meniup sangkakala dua kali tiupan; yang pertama untuk mematikan semua makhluk hidup, yang kedua untuk membangkitkan mereka dari kematian kemudian mengadakan perhitungan (hisab).
4.      Ada yang bertugas menjaga surga dan neraka serta mengatur penghuni keduanya.
5.      Di antara mereka para pencatat seluruh ucapan dan perkataan manusia (Kiraamun Kaatibuun).
6.      Ada malaikat penjaga yang ditugaskan menjaga manusia di setiap tempat dan waktu.
7.      Di antara mereka ada dua malaikat yang ditugaskan untuk menanyai si mayit dalam kuburnya; Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?

Apa maksudnya beriman kepada malaikat?
Beriman kepada malaikat maksudnya adalah percaya dengan keberadaannya mereka, dengan sifat-sifatnya dan pekerjaan mereka yang kita ketahui.

Apakah pengaruh beriman kepada malaikat?
1.      Mengenal kebesaran Allah Yang Maha Kuasa menciptakan jenis malaikat.
2.      Mengambil faedah dari keberadaan mereka dalam perlindungan, perhatian, doa, dan istigfar bagi manusia beriman.
3.     Tekad yang kuat untuk berbuat keataan dan menajuhi kemaksiatan, karena orang yang menyadari bahwa Allah telah menegaskan malaikat untuk mengawasi segala ucapan dan perbuatannya akan tertarik untuk berbuat taat, dan takut berbuat maksiat.
4.   Menimbulkan rasa syukur kepada Allah atas inyahnya terhadap bani Adam berupa malaikat yang ditugaskannya menjaga dan melindungi mereka.
5.      Bertambahnya keimanan dengan mencintai para malaikat
6.      Bersiap menghadapi hari akhirat dengan selalu mengingat malaikat maut, dan penjaga surga dan neraka.

Ketiga: Iman kepada Kita-Kitab
Secara global seorang muslim beriman bahwa Allah telah menurunkan beberapa kita kepada para Nabi dan Rasulnya, agar mereka sampaikan kepada manusia. Dan kita beriman secara terperinci terhadap kitab-kitab yang disebutkan namanya kepada kita.

Apakah isi kitab-kitab tersebut?
Kitab-kitab tersebut berisi ajakan kepada tauhid dan ibadah kepada Allah, beriman kepadanya dan hari akhir, anjuran berakhlak yang mulia, melakukan amalan-amalan yang utama serta peringatan dari tingkah laku dan perbuatan buruk.

Sebutkan kitab-kitab samawy yang disebutkan dalam Al Quran?
1.      Al Quran Al Karim, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
2.      Al Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa alaihisalam.
3.      Al Injil, diturunkan kepada Nabi Isa alaihisalam.
4.      Al Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud alaihisalam.
5.      Shuhuf Ibrahim dan Musa alaihisalam.

Iman kepada kitab-kitab mencakup apa saja?
Iman kepada kitab-kitab meliputi keimanan kita bahwa kitab-kitab tersebut adalah firman Allah yang diturunkan kepada para Nabi, kita mempercayai yang disebutkan kepada kita, membenarkan segala berita yang shahih tentangnya. Kita juga parcaya bahwa Al Quran adalah kitab yang terutama, penutup, dan penghapus (syari’ah) kitab-kitab sebelumnya, serta yang menguasai dan membenarkannya. Al Quran juga merupakan kitab yang mesti diikuti oleh segenap umat manusia, disamping sunnah Nabi Muhammad Saw yang shahih. Kita juga yakin bahwa kita-kitab yang lain telah hilang dan mengalami perubahan serta penyelewangan. Sedangkan Al Quran adalah firman Allah yang tidak mengalami perubahan dan Allah yang tidak mengalami perubahan dan pernggantian seperti yang difirmankan Allah swt: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Az Zikr (Al Quran), dan sesungguhnya Kamilah yang akan menjaganya”.

Apakah pengaruh beriman kepada kitab-kitab?
1.      Mengenal rahmatnya Allah swt kepada hambanya, di mana Ia turunkan kepada mereka kitab-kitab yang menjelaskan jalan hak dan yang bathil.
2.      Mengenali kesempurnaan hikmah ilahiah, dengan mengundangkan atas setiap kaum syari’ah yang sesuai dengan mereka.
3.      Mencapai hidayah dengan mengikuti kitab terakhir, yaitu Al Quran Al karim.
4.      Mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Al Quran, dan mengamalkan kandungan hokum dan pelajarannya.

Apakah hukum orang yang beriman kepada sebahagian kitab dan mengingkarinya yang lain?
Orang yang beriman kepada sebagian kitab dan mengingkari yang lain tidak diterima imannya, bahkan diangap ingkar kepada semua kitab.

Apa buktinya bahwa kitab-kitab terdahulu mengalami perubahan?
1.      Bahwa Allah tidak menjamin pemiliharaannya sebagaimana Ia menjamin Al Quran.
2.      Bahwa kitab-kitab tersebut telah hilang dan lenyap. Setelah itu baru di tulis kembali, sehingga jelas sekali penyelewengan, penggantian dan perubahan yang terjadi padanya.
3.      Di dalam kitab-kitab tersebut terdapat banyak pertentangan.
4.      Bahwa dalam kitab tersebut ditemukan penghinaan terhadap Tuhan, dengan memberinya sifat-sifat kekurangan.
5.      Di dalamnya didapatkan kebohongan terhadap Nabi dan Rasul, dengan menisbatkan kekejian dan dosa-dosa besar kepada mereka.

Apakah bukti bahwa Al Quran tidak mengalami penyelewengan?
1.     Sesungguhnya Allah telah menjamin pemeliharaannya “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Az Zikr (Al Quran), dan sesungguhnya Kamilah yang akan memeliharanya”.
2.     Kaum muslimin telah menghafalkan sejak turunnya sampai sekarang, bahkan sampai hari kiamat. Mereka menghafalnya dalam hati dan mengumpulkan dalam sati kitab.
3.     Kaum muslimin melakukan taqorrub (medekatkan diri) kepada Allah dengan membaca dan menghafalnya.
4.     Semua kandungannya saling membenarkan, tidak ada pertentangan didalamnya.
5.     Al Quran banyak mengabarkan sesuatu yang akan terjadi, yang kemudian terjadi seperti yang di kabarkannya. Demikian pula Al Quran tidak bertentangan dengan penemuan-penemuan dan hakikat-hakikat ilmiah.

Apakah kewajiban kita terhadap Al Quran?
1.      Mencintai dan mengangungkannya, karena adalah firman Allah swt.
2.      Beribadah dengan selalu membaca, menghafal, dan memperhatikan ayat-ayatnya.
3.     Mengamalkan hokum-hukumnya serta bertingkah laku sesuai dengan akhlak dan etika yang ada di dalamnya.
4.      Mengembalikan segala urusan hidup kita kepada hukumnya.

Keempat : Iman Kepada Para Rasul Saw
Beriman kepada semua nabi dan Rasul yang diutus Allah Swt untuk membawa petunjuk kepada segenap makhluk adalah wajib. Rasul yang pertama adalah Nuh alaihissalam, dan terakhir adalah Muhammad Saw.

Apakah tabiat dan keistimewaan para rasul?
Para rasul adalah manusia terbaik dan terpilih. Sebagian mereka lebih utama dari yang lain, dan yang terutama dari mereka adalah ulul ‘azmi. Mereka adalah: Nuh, Ibrahim, Isa dan Muhammad alaihimus shalatu wassalam. Dan yang paling mulia di antara mereka adalah Nabi Muhammad Saw.

Di samping itu para rasul adalah manusia biasa yang tidak boleh disembah dan berdoa kepada mereka. Mereka juga makan dan minum, sakit dan mati, demikian juga dengan semua yang menimpa anak manusia. Walaupun demikian kita mesti mencintai, mengikuti dan menolong mereka serte berlepas diri dari musuh-musuh mereka.

Apakah cakupan iman kepada para rasul?
Iman kepada para rasul meliputi iman kepada risalah yang mereka bawa, percaya kepada berita-berita yang benar tentang mereka. Ia juga meliputi pengalaman syari’ah Nabi penutup Muhammad Saw yang diutus seluruh manusia.

Sebutkan bebarapa pengaruh dari beriman kepada rasul!
1.      Mendekatkan diri kepada Allah swt dengan mengikuti dan mencintai para rasul.
2.      Mengenal kasih sayang allah swt terhadap hambanya dengan mengutus para rasul kepada mereka.
3.      Menngambil ibah dan pelajaran dari kisah para nabi dan rasul.

Apa hukumannya orang yang mengaku nabi setelah Nabi Muhammad Saw?
Hukumannya adalah kafir, Karena ia telah mendustakan Al Quran dan As sunnah serta berbuat kebohongan besar kepada Allah.

Apa hukumnya orang yang beriman kepada sebagian rasul saja?
Hukumnya adalah kafir, karena ia mendustakan Al Quran, As sunnah dan semua kitab. Seorang yang beriman dengan suluruh rasul, tetapi mengingkari satu orang rasul saja sama dengan orang mengingkari semuanya. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Allah dan rasulnya, dan mereka hendak membeda-bedakan antara Allah dan rasulnya seraya berkata: Kami beriman kepada sebahagian (rasul) dan kufur kepada sebahagian (yang lain)…” [An Nisaa’: 150-152].

Kelima: Iman Kepada Hari Akhir
Seorang muslim percaya akan hari akhir. Pada hari itu Allah membangkitkan manusia dari kubur untuk menerima perhitungan dan ganjaran.

Apakah yang tercakup dalam iman kepada hari akhir?
1.      Mempercayai kebangkitan, yaitu menghidupkan dan membangkitkan kembali orang-orang mati dari kubur dengan ruh dan badan mereka.
2.      Mempercayai penghimpunan, yaitu pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari kubur.
3.      Beriman akan adanya perhitungan dan pembalasan. Orang baik akan dibalas dengan kebaikan, dan orang jahat akan mendapatkan ganjaran keburukan pula.
4.      Beriman akan adanya surge dan neraka. Surga sebagai tempat kembali orang-orang bertakwa yang taat kepada Allah dan mengikuti para rasul alaihis shalatu wassalam. Neraka adalah tempat tinggal orang-orang kafir dan zhalim, mereka yang kufur kepada Allah dan ingkar kepada para rasul alaihimush shalatu wassalam.
5.      Berhubungan dengan iman kepada hari akhir juga:
a.     Memberikan adanya tanda-tanda hari kiamay yang terjadi menjelang datangnya hari kiamat, antara lain: terbitnya matahari dari barat, keluarnya dabbah (binatang) dan Dajjal.
b.     Memberikan adanya fitnah kubur, pertanyaan dua malaikat, azab, dan nikmat kubur.
c.     Membenarkan adanya timbangan, haudh (kolam nabi), shirat, syafa’at, dan orang-orang mukmin melihat Rabb mereka pada hari kiamat.

Apakah pengaruh beriman kepada Hari Akhir?
1.      Bertakwa kepada Allah, dan merasakan pengawasannya.
2.      Berbuat taat kepada Allah dan menjauhkan diri dari maksiat.
3.      Bersiap menghadapi hari akhir dengan selalu bertaubat dan intropeksi diri.
4.      Sabar menghadapi cobaan dan mengharapkan pahala di sisi Allah swt.
5.      Mengingatkan manusia agar tidak terus-menerus berbuat zhalim dan melampui batas.

Keenam: Beriman Kepada Qadar
Beriman kepada qadar artinya adalah membenarkan dengan sungguh-sungguh bahwa setiap yang terjadi di ala mini berlaku sesuai dengan ilmu dan ketentuan Allah di azal. Apa yang dikehendakinya terjadi pasti terjadi, demikian pula sebaliknya.

Tingkatan qadar:
Ketentuan (Qadar) itu ada empat tingkatan:
1.      Ilmu, maknanya Allah swt mengetahui apa yang telah terjadi, yang akan terjadi, yang sedang terjadi dan apa yang tidak terjadi seandainya terjadi bagaimana kejadiannya, semua itu tak satupun yang luput dari ilmu Allah, baik kecil maupub besar.
2.      Penulisan, maknanya Allah swt telah mencatat semua yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi berupa ucapan, perbuatan, keadaan, gerakan dan diam dalam sebuah kitab di sisinya.
3.      Masyi-ah dan Iradah (kehendak), segala yang terjadi di alam ini berlaku dengan kehendak Allah semata.
4.      Penciptaan dan kekuasaan, segala yang ada di alam ini adalah dengan ciptaan dan kekuasaaan Allah, tiada yang bersekutu dengannya.

Kalau begitu apakah manusia boleh meninggalkan amal dengan keyakinan bahwa segala sesuatu telah ditakdirkan baginya?
Hal demikian sama sekali tidak boleh membuat manusia malas beramal, karena ia tidak tahu apa yang dituliskan baginya. Allah swt telah mengaruniainya kehendak dan kemampuan untuk membedakan sesuatu yang bermafaat dan bermudharat, karena itu ia mesti berbuat taat dan meninggalkan maksiat. Jangan sekali-kali berbuat maksit dengan dalih bahwa itu telah ditakdirkan baginya. Ia juga mesti berusaha melakukan sebab-sebab yang dapat membawa keselamatan baginya di dunia dan akhirat, kemudian baru boleh bertawakkal kepada Allah Ta’aala.

Apakah pengaruhnya keimanan kepada Qadar?
1.      Ketentraman perasaan, ketenangan jiwa dan ketegaran hati.
2.      Bertambahnya iman, karena iman bertambah dengan berbuat taat.
3.      Bersifat qana’ah (merasa cukup), meninggalkan sifat dengki dan dengan apa yang dibagikan Allah swt.
4.      Sabar dan tegar menghadapi kesulitan.