stack
[Close]

Jumat, 23 Desember 2011

Melihat dari sudut pandang lain

Dalam kehidupan, terkadang pelajaran yang dipelajari di masa lalu tidak akan pernah Anda lupakan sepenuhnya.

Ketika saya masih di bangku sekolah dasar, saya berdebat dengan teman sekelas saya. Saya lupa mengenai apa perdebatan itu, tapi saya tidak pernah melupakan pelajaran yang dipelajari hari itu.
Saya yakin bahwa pendapat saya benar dan dia salah, begitu juga sebaliknya. Ibu Guru memutuskan untuk mengajarkan kami pelajaran yang sangat penting. Dia membawa kami ke depan kelas dan menempatkannya di satu sisi mejanya dan saya di sisi lain.
Di tengah-tengah mejanya adalah sebuah objek besar, bulat. Saya dengan jelas bisa melihat bahwa benda itu berwarna hitam. Dia bertanya kepada teman saya apa warna benda itu. Dia menjawab “Putih”.

Saya tidak bisa percaya ketika dia mengatakan benda itu berwarna putih, karena jelas-jelas itu berwarna hitam. Perdebatan pun muncul karena perbedaan pendapat mengenai warna.

Ibu Guru meminta saya untuk berdiri dan pindah tempat duduk ke tempat teman saya duduk, begitu juga sebaliknya. Dia meminta teman saya berdiri dan pindah ke tempat duduk saya. Setelah kami bertukar tempat, Ibu Guru menanyakan hal yang sama tentang warna benda yang ada dihadapan kami. Saya menjawab, “Putih.” 

Dan teman saya menjawab “Hitam”. Ternyata itu adalah sebuah benda dengan dua sisi yang berbeda warna, dan dari sudut pandang teman saya itu putih. Hanya dari sisi saya itu berwarna hitam.

Ibu Guru mengajarkan kami pelajaran yang sangat penting, yaitu Anda harus berdiri pada posisi orang lain dan melihat situasinya melalui mata mereka agar benar-benar memahami perspektif mereka.